Minggu, 05 Januari 2014

Mengenal Asas Pengurungan




Asas pengurungan (the containment prinsiple) adalah istilah kami klompok diskusi cs67 sebagai pembeda dari Gagasan Pengurungan (the idea of containment) yang disepakati para kosmologiwan dalam menafsirkan ruang waktu rumusan Einstein. Asas pengurungan  merupakan  “hukum penciptaan  yang secara asasi telah hadir dalam alam”.
Perbedaan istilah ini membawa kepada penafsiran yang berbeda pula atas sifat pengurungan alamraya (ruangwaktu). Karena gagasan pengurungan Einstein membawa kepada perjalanan ruangwaktu yang dapat kembali ke masa silam atau ke masa depan. Sedangkan asas pengurungan justru tidak memungkinkan terjadinya perjalanan, baik ke masa silam yang telah dijalani maupun ke masa depan  yang belum dijalani. Di sini kita akan mengungkap ketidakmungkinan itu berdasarkan rumusan teori skalar-tensor Pascual Jordan dan tafsir clifford atas geometri Riemann
Kita mulai dari keadaan diam. Karena baik kita diam,  bekerja, bepergian, ataupun tidur, waktu terus berlangsung. Artinya, kita hidup terkurung oleh waktu, karena kita tinggal dalam alam ruangwaktu. Inilah yang kami maksud dengan asas pengurungan. Karena itu, kita misalkan Ani yang akan melakukan percobaan terhadap asas pengurungan itu, benar-benar duduk diam di tempat di kamarnya. Dihadapan Ani tersedia perlengkapan makanan, minuman , dan bahkan alat komunikasi. Percobaan dimulai tepat pukul 6.00 pagi.
Pada pukul 6.30, Ani bicara pada teletalky alat komunikasinya: “Sekarang pukul  6.30, saya akan minum”, ujarnya sambil menjangkaukan tangan mengambil gelas yang berisi air, mengangkat gelas itu ke mulut, dan meminum airnya. Setelah itu gelas diletakkan kembali ke tempat semula.
Rincian proses minum itu berlangsung dalam waktu 10 detik, yaitu: satu detik menjangkau gelas, satu detik mengangkat gelas ke mulut, enam detik meneguk airnya, satu detik menaruh kembali gelas ke tempatnya, dan satu detik mengembalikan  tangan pada kedudukan semula di atas pangkuannya.
Minum adalah sebuah peristiwa, karena hanya berlangsung dalam satu saat. Tetapi yang satu saat itu telah menghabiskan waktu, yang membuat waktu sekarang telah lewat  10 detik dari sebelum minum. Artinya, waktu sekarang sebelum minum,  dan watu sekarang setelah minum , sudah berubah. Perubahan itu terjadi bukan hanya dalam waktu saja, namun ruang juga menyesuaikan diri, sekalipun Ani tetap duduk di  empatnya.
Mari kita bayangkan kembali prosesnya. Selama minum,  tubuh Ani diam di tempat. Tetapi tangan Ani yang menjangkau gelas minum tadi telah bergeser pindah dari titik ruangnya   di atas pangkuan ke ruang yang ditempati gelas, dalam proses mengurut sesuai dengan waktunya. Kalau jarak dari pangkuan ke gelas  itu 60 cm, maka dalam waktu satu  detik yang dihabiskan tangan untuk menjangkau gelas, tangan Ani telah berpindah ruang   1 cm setiap 1/60 detik. Demikian juga  ketika tangan mengangkat gelas ke mulut, meletakan kembali gelas pada tempatnya, hingga mengembalikan kedudukan  tangan di atas pangkuan.
Kita menempati ruang sesuai dengan besar tubuh masing-masing. Setiap gerakan yang bagaimanapun kecilnya, berarti mengubah ruang  dan menghabiskan waktu sekarang, mungkin dalam ukuran mikroruang dalam mikrodetik, atau bahkan pada ukuran nanoruang dalam nanodetik. Karena , bagi tubuh kita yang besar, ukuran 1/100 milimeter tidak akan terlihat mata, teyapi bagi tubuh kuman atau atom, ukuran ruang itu adalash sangat besar. Kita akan dapat melihat jelas perubahan ruang itu, jika dalam seiap 1/10  detik proses minum Ani dipotret, menunjukkan  rangkaian perubahan sikap Ani dalam setiap 1/10 detik.
Itulah penjelasan tentang perubahan bentuk yang menyesuaikan (conformal transformation) yang dimaksudkan oleh teori skalar-tensor.
Waktu Sekarang
Dari percobaan di atas, kita dapat menemukan dua kenyataan penting yang tidak cocok dengan  tafsir perjalanan ruangwaktu Einstein. Pertama, panah waktu hanya menunjuk ke satu arah. Sebab setiap perstiwa yang terjadi, tidak dapat lepas dari hitungan waktu maju ke masa depan hingga dalam ukuran waktu maha singkat, misalnya nanodetik.  Kedua, titik-titik ruang menyesuaikan dengan gerakan maju waktu.
Waktu maju ke masa depan dalam ukuran nanodetik atau bahkan sepersekian nanodetik itu, tidak memungkinkan terjadinya perjalanan balik waktu ke masa lalu. Sebab, begitu kita bergerak, sepersekian nanodetik telah menjadi masa lalu, dan kita menginjak sepersekian nano detik waktu sekarang. Dengan demikian, selama kita dan segala sesuatu  dalam alamraya, tewrmasuk alamraya sendiri, selalu hadir pada waktu sekarang. Artinya, kita hidup dalam kurungan waktu sekarang.
 Supaya lebih jelas lagi, kita gunakan contoh yang lebih wajar. Sebenarnya Ani melakukan percobaan itu tidak sendirian, melainkan bersama dua kawan serumahnya, yaitu Bana dan Caca. Mereka mulai melakukan percobaan tepat pukul 6.00 pagi. Mereka telah bersepakat: Ani tinggal di rumah, Bana pergi berjalan kaki ke alun-alun, dan caca naik motor ke luar kota. Mereka masing-masing membawa teletalky dalam keadaan menyala, sehingga setiap yang dikatakan salahseorang di antara mereka dapat langsug didengar oleh yang lainnya.
Ketika Ani bicara hendak minum tadi, Bana dan Caca mendengarnya. Karena itu bana menimpali: “Benar”, katanya, “ sekarang pukul 6.30, dan aku sudah sampai di simpang lima”. Caca juga nimbrung : “Ya, kini pukul 6.30, dan aku sudah tiba di batas kota”.
Pukul 7.00 tepat Caca bicara: Sekarang aku sudah tiba di situ lembang, dan aku langsung kembali ke rumah”, ujarnya.
Bana menimpali: “Aku tiba di alun-alun pukul 6.45 tadi dan langsung kembali. Sekarang aku berada di simpanglima lagi, dan diseberang jalan banyak orang berkerumun karena terjadi tabrakan antara motor dan mobil”.
Ani turut menimbrung:  “Aku tetap di tempat, tapi sekarang sedang makan. Sampai jumpa kembali di rumah pukul 8.00 nanti”, ujarnya sementara tangannya menjangkau gelas untuk minum.
Ruang Berbeda
Dari percakapan ketiga orang itu kita dapat membuktikan  bahwa pembicaraan mereka selalu berlangsung pada waktu sekarang. Waktu lampau telah dilewati, karena itu Bana menyebutkan  bahwa dia tiba di tujuan (alun-alun) dengan kata “tadi”. Sedangkan waktu yang akan datang (pukul 8.00) disebutkan oleh Ani dengan kata “nanti”, karena belum terjadi.
 Sekarang yang dikatakan Caca pada pukul 7.00 tepat, “tadi” yang dikatakan Bana pukul 7.00 tepat, dan “nanti” yang dikatakan Ani pukul 7.00 tepat, berlaku bukan hanya bagi mereka bertiga saja, tetapi bagi semua orang yang tinggal di mana pun di alamraya.
Selisih angka jam (misalnya ketika di Indonesia pukul 7.00 pagi dan di Amerika pukul 6.00 malam), dan perbedaan tempat (misalnya Indonesia, Amerika, planet Venus, galaksi Andromeda) tidak mempengaruhi asas pengurungan  waktu. Kata “sekarang”,  “tadi”, dan “nanti” bagi orang Indonesia berlaku sama pada saat yang sama bagi semua orang yang ada di Bumi (galaksi Bima Sakti) dan galaksi-galaksi lain dalam alamraya. Yang berbeda adalah ruangnya dan sebutan angka jamnya, karena sistem perubahan angka waktu yan berlainan (satu hari di Bumi berbeda dengan satu hari di planet lain).
Ketika pukul 07.00 Bana mengatakan berada di simpng lima, dalam selintas dia seperti kembali ke ruang yang sama. Tetapi peristiwa tabrakan yang terjadi menunjukkan bahwa ruang simpang lima itu bukan ruang yang tadi, tetapi simpanglima baru yang telah diisi dengan peristiwa tabrakan.
Bahkan dalam kasus Ani yang diam di rumah juga, perubahan ruang itu telah terjadi walaupun tidak tampak oleh mata biasa. Sebab sejalan dengan waktu, lapisan debu yang tertiup angin atau aliran udara telah menjadi lapisan ruang yang baru. Itulah perubagan bentuk yang menyesuaikan antara waktu dan ruang yang dirumuskan teori skalar-tensor.
 Dari uraian sederhana ini, kita dapat membuktikan bahwa gagasan pengurungan Einstein adalah tafsir yang melanggar asas pengurungan hukum penciptaan, karena bukan kebenaran alam, tetapi kebenaran pendapat manusia. Kebenaran buatan manusia ini berkaitan dengan rumus relatifitas umum sendiri, yang hanya berlaku untuk satu dimensi.(Etos/Kelompok Diskusi cs67).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar