Asas pengurungan (the
containment prinsiple) adalah istilah kami klompok diskusi cs67 sebagai pembeda
dari Gagasan Pengurungan (the idea of containment) yang disepakati para
kosmologiwan dalam menafsirkan ruang waktu rumusan Einstein. Asas pengurungan merupakan
“hukum penciptaan yang secara
asasi telah hadir dalam alam”.
Perbedaan istilah ini
membawa kepada penafsiran yang berbeda pula atas sifat pengurungan alamraya
(ruangwaktu). Karena gagasan pengurungan Einstein membawa kepada perjalanan
ruangwaktu yang dapat kembali ke masa silam atau ke masa depan. Sedangkan asas
pengurungan justru tidak memungkinkan terjadinya perjalanan, baik ke masa silam
yang telah dijalani maupun ke masa depan
yang belum dijalani. Di sini kita akan mengungkap ketidakmungkinan itu
berdasarkan rumusan teori skalar-tensor Pascual Jordan dan tafsir clifford atas
geometri Riemann
Kita mulai dari keadaan
diam. Karena baik kita diam, bekerja,
bepergian, ataupun tidur, waktu terus berlangsung. Artinya, kita hidup
terkurung oleh waktu, karena kita tinggal dalam alam ruangwaktu. Inilah yang
kami maksud dengan asas pengurungan. Karena itu, kita misalkan Ani yang akan
melakukan percobaan terhadap asas pengurungan itu, benar-benar duduk diam di
tempat di kamarnya. Dihadapan Ani tersedia perlengkapan makanan, minuman , dan
bahkan alat komunikasi. Percobaan dimulai tepat pukul 6.00 pagi.
Pada pukul 6.30, Ani
bicara pada teletalky alat komunikasinya: “Sekarang pukul 6.30, saya akan minum”, ujarnya sambil
menjangkaukan tangan mengambil gelas yang berisi air, mengangkat gelas itu ke
mulut, dan meminum airnya. Setelah itu gelas diletakkan kembali ke tempat
semula.
Rincian proses minum
itu berlangsung dalam waktu 10 detik, yaitu: satu detik menjangkau gelas, satu
detik mengangkat gelas ke mulut, enam detik meneguk airnya, satu detik menaruh
kembali gelas ke tempatnya, dan satu detik mengembalikan tangan pada kedudukan semula di atas
pangkuannya.
Minum adalah sebuah
peristiwa, karena hanya berlangsung dalam satu saat. Tetapi yang satu saat itu
telah menghabiskan waktu, yang membuat waktu sekarang telah lewat 10 detik dari sebelum minum. Artinya, waktu
sekarang sebelum minum, dan watu sekarang
setelah minum , sudah berubah. Perubahan itu terjadi bukan hanya dalam waktu
saja, namun ruang juga menyesuaikan diri, sekalipun Ani tetap duduk di empatnya.
Mari kita bayangkan
kembali prosesnya. Selama minum, tubuh
Ani diam di tempat. Tetapi tangan Ani yang menjangkau gelas minum tadi telah
bergeser pindah dari titik ruangnya di
atas pangkuan ke ruang yang ditempati gelas, dalam proses mengurut sesuai
dengan waktunya. Kalau jarak dari pangkuan ke gelas itu 60 cm, maka dalam waktu satu detik yang dihabiskan tangan untuk menjangkau
gelas, tangan Ani telah berpindah ruang
1 cm setiap 1/60 detik. Demikian juga
ketika tangan mengangkat gelas ke mulut, meletakan kembali gelas pada
tempatnya, hingga mengembalikan kedudukan
tangan di atas pangkuan.
Kita menempati ruang
sesuai dengan besar tubuh masing-masing. Setiap gerakan yang bagaimanapun
kecilnya, berarti mengubah ruang dan
menghabiskan waktu sekarang, mungkin dalam ukuran mikroruang dalam mikrodetik,
atau bahkan pada ukuran nanoruang dalam nanodetik. Karena , bagi tubuh kita
yang besar, ukuran 1/100 milimeter tidak akan terlihat mata, teyapi bagi tubuh
kuman atau atom, ukuran ruang itu adalash sangat besar. Kita akan dapat melihat
jelas perubahan ruang itu, jika dalam seiap 1/10 detik proses minum Ani dipotret, menunjukkan rangkaian perubahan sikap Ani dalam setiap
1/10 detik.
Itulah penjelasan
tentang perubahan bentuk yang menyesuaikan (conformal transformation) yang
dimaksudkan oleh teori skalar-tensor.
Waktu Sekarang
Dari
percobaan di atas, kita dapat menemukan dua kenyataan penting yang tidak cocok
dengan tafsir perjalanan ruangwaktu
Einstein. Pertama, panah waktu hanya menunjuk ke satu arah. Sebab setiap
perstiwa yang terjadi, tidak dapat lepas dari hitungan waktu maju ke masa depan
hingga dalam ukuran waktu maha singkat, misalnya nanodetik. Kedua, titik-titik ruang menyesuaikan dengan
gerakan maju waktu.
Waktu maju ke masa
depan dalam ukuran nanodetik atau bahkan sepersekian nanodetik itu, tidak
memungkinkan terjadinya perjalanan balik waktu ke masa lalu. Sebab, begitu kita
bergerak, sepersekian nanodetik telah menjadi masa lalu, dan kita menginjak
sepersekian nano detik waktu sekarang. Dengan demikian, selama kita dan segala
sesuatu dalam alamraya, tewrmasuk
alamraya sendiri, selalu hadir pada waktu sekarang. Artinya, kita hidup dalam kurungan waktu sekarang.
Supaya lebih jelas
lagi, kita gunakan contoh yang lebih wajar. Sebenarnya Ani melakukan percobaan
itu tidak sendirian, melainkan bersama dua kawan serumahnya, yaitu Bana dan
Caca. Mereka mulai melakukan percobaan tepat pukul 6.00 pagi. Mereka telah bersepakat:
Ani tinggal di rumah, Bana pergi berjalan kaki ke alun-alun, dan caca naik
motor ke luar kota. Mereka masing-masing membawa teletalky dalam keadaan
menyala, sehingga setiap yang dikatakan salahseorang di antara mereka dapat
langsug didengar oleh yang lainnya.
Ketika Ani bicara
hendak minum tadi, Bana dan Caca mendengarnya. Karena itu bana menimpali:
“Benar”, katanya, “ sekarang pukul 6.30, dan aku sudah sampai di simpang lima”.
Caca juga nimbrung : “Ya, kini pukul 6.30, dan aku sudah tiba di batas kota”.
Pukul 7.00 tepat Caca
bicara: Sekarang aku sudah tiba di situ lembang, dan aku langsung kembali ke
rumah”, ujarnya.
Bana menimpali: “Aku
tiba di alun-alun pukul 6.45 tadi dan langsung kembali. Sekarang aku berada di
simpanglima lagi, dan diseberang jalan banyak orang berkerumun karena terjadi
tabrakan antara motor dan mobil”.
Ani turut
menimbrung: “Aku tetap di tempat, tapi
sekarang sedang makan. Sampai jumpa kembali di rumah pukul 8.00 nanti”, ujarnya
sementara tangannya menjangkau gelas untuk minum.
Ruang
Berbeda
Dari
percakapan ketiga orang itu kita dapat membuktikan bahwa pembicaraan mereka selalu berlangsung
pada waktu sekarang. Waktu lampau telah dilewati, karena itu Bana
menyebutkan bahwa dia tiba di tujuan
(alun-alun) dengan kata “tadi”. Sedangkan waktu yang akan datang (pukul 8.00)
disebutkan oleh Ani dengan kata “nanti”, karena belum terjadi.
Sekarang yang dikatakan Caca pada pukul 7.00
tepat, “tadi” yang dikatakan Bana pukul 7.00 tepat, dan “nanti” yang dikatakan
Ani pukul 7.00 tepat, berlaku bukan hanya bagi mereka bertiga saja, tetapi bagi
semua orang yang tinggal di mana pun di alamraya.
Selisih angka jam
(misalnya ketika di Indonesia pukul 7.00 pagi dan di Amerika pukul 6.00 malam),
dan perbedaan tempat (misalnya Indonesia, Amerika, planet Venus, galaksi
Andromeda) tidak mempengaruhi asas pengurungan
waktu. Kata “sekarang”, “tadi”,
dan “nanti” bagi orang Indonesia berlaku sama pada saat yang sama bagi semua
orang yang ada di Bumi (galaksi Bima Sakti) dan galaksi-galaksi lain dalam alamraya.
Yang berbeda adalah ruangnya dan sebutan angka jamnya, karena sistem perubahan
angka waktu yan berlainan (satu hari di Bumi berbeda dengan satu hari di planet
lain).
Ketika pukul 07.00 Bana
mengatakan berada di simpng lima, dalam selintas dia seperti kembali ke ruang
yang sama. Tetapi peristiwa tabrakan yang terjadi menunjukkan bahwa ruang
simpang lima itu bukan ruang yang tadi, tetapi simpanglima baru yang telah
diisi dengan peristiwa tabrakan.
Bahkan dalam kasus Ani
yang diam di rumah juga, perubahan ruang itu telah terjadi walaupun tidak
tampak oleh mata biasa. Sebab sejalan dengan waktu, lapisan debu yang tertiup
angin atau aliran udara telah menjadi lapisan ruang yang baru. Itulah perubagan
bentuk yang menyesuaikan antara waktu dan ruang yang dirumuskan teori
skalar-tensor.
Dari uraian sederhana ini, kita dapat
membuktikan bahwa gagasan pengurungan Einstein adalah tafsir yang melanggar
asas pengurungan hukum penciptaan, karena bukan kebenaran alam, tetapi
kebenaran pendapat manusia. Kebenaran buatan manusia ini berkaitan dengan rumus
relatifitas umum sendiri, yang hanya berlaku untuk satu dimensi.(Etos/Kelompok
Diskusi cs67).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar