Jumat, 29 April 2011

BETULKAH ADAM-HAWA MANUSIA PERTAMA ?

Sesungguhnya, penelitian ilmu tentang asal-usul manusia sampai sekarang masih belum berakhir, sebab dari potongan bulkti-bukti yang ditemukan selalu membuka pertanyaan-pertanyaan baru. Para pakar antropologi umumnya sependapat mengenai Australopithecus africanus jenis Homo tertua dari afrika selatan yang berdiri tegak dengan tinggi 1,2 meter dan beratnya antara 30-40 kilogram. Sebagian ilmuwan percaya bahwa spesies jenis ini tidak memiliki hubungan langsung dengan evolusi manusia modern. Fosil-fosil yang ditemukan menunjukkan hadir sekitar 4 juta tahun yang silam dan kini sudah punah. Sedangkan sebagian ilmuwan lain mempercayai bahwa Australopithecus africanus bukan bagian dari orang modern. Mereka berpendapat bahwa Australopithecus africanus hanya bagian satu garis yang membawa kepada Australopithecus robustus dan kemudian belakangan telah punah lagi. Pendapat ilmiah lainnya menyatakan, baik Australopithecus Africanus maupun Australopithecus afarensis (yang dianggap sebagai nenek moyang Africanus) menunjukan spesies tunggal dan dinyatakan sebagai homo awal yang disebut Homo habilis. Sebenarnya belum cukup bukti kebenaran penafsiran itu, tetapi satu hal yang nampaknya pasti dimulai sekitar 2 juta tahun yang silam, ada 2 spesies jenis homo yang hidup di Afrika Selatan, yaitu Australopithecus robustus dan Homo habilis. Australopithecus robustus yang berukuran lebih besar ditafsirkan sebagai jantan, sedangkan homo awal yang lebih ringan ditafsirkan sebagai betina. Karena itu punahnya dua spesies tersebut pernah dipercayai sebagai contoh punahnya bentuk seksual. Sebab perbedaan jenis fosil-fosil tersebut menunjukan, mereka memiliki gaya hidup yang berbeda. Australopithecus robustus diperkirakan tingginya antara 1,5 dan 1,7 meter dengan berat antara 50 sampai 70 kilogram memiliki rahang yang besar dan pola penggunaan giginya menunjukan sebagai pemakan sayuran. Susunan wajahnya yang keras mendukung otot-otot yang mampu mengunyah sempurna. Sedangkan homo awal Afrika Selatan yang lebih ringan, memiliki graham lebih kecil dan otak lebih besar, giginya menandakan makanan mereka beraneka ragam, termasuk jenis daging; sementara otaknya yang lebih besar, menandakan sebagai makhluk yang lebih cerdas. Karena itu kebanyakan pakar antropologi sepakat bahwa homo awal itu lebih mengarah sebagai nenek moyang manusia. Dari sekian banyak potongan bukti yang ditemukan di berbagai tempat. Fosil yang diakui para ilmuwan secara umum dan sejalan dengan pertanyaan tentang asal-usul manusia, yaitu orang Neanderthal yang ditemukan tahun 1856 (jenis homo yang hidup di Eropa Barat, Cina, hingga ke Irak). Mereka hadir sekitar 150.000 hingga 34.000 sebelum Masehi. Setelah banyak para pakar antropologi yang menemukan fosil-fosil dari banyak daerah dan benua, ada pula di antaranya yang ditemukan di Asia tenggara oleh dokter muda Belanda Eugene Dubois tahun 1891 adalah fosil yang kini dikenal sebagai orang jawa (Indonesia). Selama 30 tahun yang lalu sejumlah pakar kimia dan pakar biologi molekul telah banyak mempelajari pertanyaan tentang manusia tanpa melakukan pengujian sepotong tulang pun atau bantuan fosil. Nampaknya orang Neanderthal telah hadir di Bumi ini, dan faktor genetika merupakan alasan yang paling kuat bahwa DNA yang hadir dari aneka ragam manusia itu berlainan. Dari urain di atas, nampaknya sebelum Adam-Hawa turun ke Bumi sekitar 50.000 tahun yang silam, di Bumi telah hadir bangsa manusia hasil evolusi alam fana yang disebut orang Neanderthal. Mereka hidup berkelompok-kelompok di tiap benua di Bumi ini membangun kekuasaan. Kekuasaan diperebutkan para anggota kelompoknya dengan menghalalkan segala cara, saling jegal, fitnah, bunuh. Ketika satu kelompok bertemu dengan kelompok lain, terjadi peperangan, yang kalah jadi taklukan dan memberi upeti kepada yang menang. Itulah yang diamati para malaikat dari Syurga melalui kemanunggalan telanjang (naked singularity) yang dirumuskan Roger Penrose melalui teori sensor langitnya. (diberitakan dalam Alqur’an surat AlbAqoroh 30, Annajm 13-18). Teori sensor langit menyatakan : Bila ufuk peristiwa bergerak dalam kecepatan cahaya, alam bersekongkol dengan segala cara untuk menutup terbukanya kemanunggalan. Tetapi bila ufuk peristiwa bergerak lebih cepat dari cahaya, maka sensor langit akan terbuka, dan kemanunggalan menjadi telanjang. Dari alam seberang (alam lembut Syurga) akan dapat menyaksikan kehidupan alam fana, seperti layaknya orang yang menonton TV. Dari rumusan Paul Dirac, ufuk peristiwa atau cermin P bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya karena berpusing 2 mc², maka sensor langit akan terbuka, dan kemanunggalan menjadi telanjang. Agama, hingga sekarang mempercayai bahwa, Adam-HAwa adalah manusia pertama, dan manusia sekarang adalah keturunan langsung mereka. Anggapan tersebut nampaknya perlu depertanyakan, karena bertentangan dengan fakta. Jika yang dipimpin Adam adalah anak-anaknya sendiri. Sebelum anak-anaknya lahir, kerja mereka hanya memproduksi anak sebanyak-banyaknya. Ketika sudah pada balig, mereka dikawinkan di antara sesama saudara kandung sendiri. Hal itu tentu saja tercela menurut moral dan cenderung melahirkan anak cacat mental. Kepercayaan seperti itu tentu saja bertentangan dengan aturan Hukum, sebab dalam evolusinya tentu akan ada yang kawin dengan paman-bibi, kakkak, adik, bahkan dengan ibu-bapak kandung sendiri. Ketika para malaikat merasa heran dan penasaran mereka protes , sebab Tuhan hendak mengangkat manusia yang kejam, jahat, biadab jadi kholifah (Baqoroh 30). Yang dimaksud, tentunya bukan Adam-Hawa, sebab pasangan itu belum turun ke Bumi. Di sisi lain, kalau semua manusia di Bumi merupakan keturunan langsung Adam-Hawa, mustahil akan menghasilakan aneka ragam warna kulit, bahasa, postur tubuh, bahkan kita semua memaklumi bahwa DNA manusia pengisi Bumi ini tidak sejenis. Fakta-fakta itu menjelaskan bahwa, dalam kepemimpinannya, Adam-Hawa telah mengawinkan anak-anaknya pada orang Neanderthal yang telah dibinanya jadi orang beriman kepada Tuhan Alloh sesuai dengan syarat hukum. Yang pasti, sebelum Adam-Hawa turun dari syurga, di semua benua di Bumi telah hadir kelompok-kelompok orang Neanderthal. Di dalam tiap kelompok sering terjadi perebutan kepemimpinan yang didasarkan pada kekuatan fisik seperti hewan. Yang tidak patuh akan dibunuh. Kaum perempuan tidak lebih dari pemuas syahwat kaum lelaki dan pemberi keturunan. Ketika satu kelompok bertemu dengan kelompok lain , terjadi perang berebut kekuasaan. Karena itu tugas utama Adam-Hawa adalah membina moral dan menegakan hukum yang adil di lingkungan kelompok-kelompok Neanderthal, yang di dalamnya termasuk hukum perkawinan. Sebab dalam kelompok Neanderthal merupakan tradisi, ketika pemimpinnya kalah atau mati, akan digantikan oleh yang mengalahkan atau oleh anak lelakinya yang paling kuat, dan semua mantan isterinya diambil jadi isterinya juga, termasuk ibu kandungnya sendiri. Karena itu Adam-Hawa membuat aturan hukum perkawinan seperti dijelaskan Alqur’an dalam surat Annisa 22-23 Pada kenyataannya, pelanggaran terhadap aturan rosul itu bukan hanya dilakukan orang Neanderthal saja, tetapi juga oleh anak-anak turunan langsung Adam-Hawa sendiri. Contohnya dalam kisah Qobil (anak Adam-Hawa) dan Habil (anak Neanderthal), yang melanggar adalah Qobil. Oleh karena itu, Alloh tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan keturunan-suku-bangsa-agama-faham-kulit-kelamin-tuan-sahaya. Seperti yang diberitakan dalam Alqur’an surat Albaqoroh ayat 62. Siapa saja yang beriman kepada Alloh, hari kemudian dan berbuat kebajikan (beramal soleh ) mereka itulah orang-orang beruntung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar