Senin, 28 Maret 2011

ROSUL MUHAMMAD MELARANG MENGIMANI HADITS

Kekeliruan para agamawan-ulama-pendeta-rahib mempercayai Taurat,-Zabur-Injil-Qur’an sebagai kitab suci (kitab sabda suci Alloh) yang memiliki kebenaran mutlak menurut bunyi tertulis ayat-ayatnya. Itu bertentangan dengan, Asyuro 51 yang menerangkan bahwa Alloh tidak berkata-kata dengan manusia, melainkan dengan perantaraan wahyu (ilham akal) atau dibalik tabir (alam peragaan = alamraya) atau melalui utusan. Sekaligus ayat itu menyiratkan bahwa, Taurat, Zabur, Injil, Qur’an adalah murni karya Rosul pembawanya  sendiri, hasil ilham dari Alloh, lalu diilhamkan kepada manusia sebagai petunjuk jalan lurus.
Kalau Qur’an hanya menyebutkan 4 kitab, bukan berati para Rosul lainnya tidak mempunyai karya tulis, tetapi ada alasan lain. 4 kitab yang disebutkan adalah yang paling memenuhi kelengkapan syarat dimensi (seperti yang dirumuskan Paul Dirac  x = 0 dengan fungsi delta tak terbatas)  atau “peralihan 3 dimensi ruang menghasilkan 1 ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus 3 dimensi. Taurat = kitab petunjuk ilmu, Zabur = kitab panduan teknologi, Injil = kitab petunjuk hukum, dan Qur’an = kitab petunjuk kosmologi, sebagai bayangan cermin yang mengisi 3 kitab pendahulunya.
Dengan kata lain, peralihan ilmu-teknologi-hukum menghasilkan 1-ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus 3-dimensi. Artinya dalam pola simetri, 4-kitab petunjuk itu membangun simetri tingkat delta atau pasangan akhir. Taurat (delta-nol), Zabur (delta-plus), Injil (delta-minus), dan Qur’an adalah bayangan cermin (delta-dua-plus) sebagai kitab petunjuk yang isinya mencakup Injil-Zabur-Taurat dengan moral akal pengasih penyayang (bismillaahir rohmaanir rohiim), sehingga menjadi ajaran yang penuh damai.
Jadi, kalau sekarang agama terpecah-pecah, karena yang diimaninya bukan kitab-kitab tersebut, tetapi justru keluarannya. Pengikut Rosul Musa dan Rosul Daud, mengimani exodus, pengikut Rosul Isa mengimani bibble, dan pengikut Rosul Muhammad mengimani hadist. Akibatnya semua agama mengimani Tuhan yang berbeda (walaupun namanya sama). Bahkan dalam satu agama pun terpech-pecah pula. Sebagai contoh, dalam agama Islam yang merupakan mayoritas Penduduk negeri ini, ada banyak aliran, seperti NU, Muhammadyah, Persis, Naksabandyah dan lainnya. Itu karena perbedaan pemahaman/penggunaan hadist yang di percayainya. Padahal kalau Qur’an yang diimani sebagai kitab petunjuk Rosul, maka Islam adalah satu peradaban yang membawa kepada ketuhanan yang satu.
Kalau anda membaca keterangan dalam pengantar Qur’an terjemahan Depag RI halaman 114 di sana tertulis : Pada mulanya hadits tidak dikumpulkan seperti al-Qur’aanul Karim, karena banyak ucapan-ucapan Rosululloh yang maksudnya melarang membukukan hadits. Larangan itu antara lain tersebut dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Said Al-Qhudri yang berkata : “Bersabda Rosululloh s,a,w : Jangan kamu tuliskan ucapan-ucapanku , Siapa yang menuliskan ucapanku selain Al-Qur’aan, hendaklah dihapuskan, dan kamu boleh meriwayatkan perkataan-perkataan ini. Siapa yang dengan sengaja berdusta terhadapku, maka tempatnya adalah neraka.
Dari keterangan di atas, Rosul Muhammad menyuruh menghapus hadits. Alasannya jelas hadits itu bukan penjabaran Rosul Muhammad dari Qur’an atas petunjuk Alloh langsung, melainkan penjabaran para akhli kitab (ulama-politisi Arab-Yahudi) karena meyakini Qur’an sebagai kitab suci sabda Alloh. Padahal pada Alhaaqqoh 40-42 Rosul Muhammad sendiri memberitahu bahwa : Sesungguhnya Qur’an itu perkataan Rosul yang mulia, bukan perkataan penyair dan bukan perkataan tukang sihir,     (tetapi puisi alam sebagai petunjuk akar ilmu penciptaan atau kosmologi --ilmu asal kejadian segala sesuatu--).
Kenyataannya para ahli kitab di Mekah tetap menolak Qur’an karena mereka hanya mau menerima jika Qur’an sebagai sabda  suci Alloh. Para ahli kitab Yahudi mengkotakpandorakan Taurot, dan mengganti dengan kitab keluarannya yang disebut Exodus, mereka juga mengkotakpandorakan Injil, dan mengganti dengan kitab perjanjiannya yang disebut Bibble. Karena itu untuk menjaga kelestarian Qur’an agar tidak disembunyikan, Rosul Muhammad menjelang wafatnya telah menyampaikan dua amanat : 1. Kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, selama berpegang pada dua pusaka, yaitu Alqur’an dan sunahku (hukum qisos disiplin ilmu = hukum sebab akibat); 2. Jangan menuliskan sesuatu yang lain dari aku kecuali Qur’an.
Tetapi ternyata Muawiyyah dan Abasiyyah telah memanfaatkan penolakan para ahli kitab terhadap Qur’an untuk kepentingan politiknya. Dalam menjalankan langkah-langkah politiknya  untuk mendapat dukungan massa Muawiyyah dan Abasiyyah dengan cara memanipulasi kebenaran, mereka saling mendukung dalam mengubah status Qur’an sebagai karya Rosul Muhammad menjadi sabda Alloh (kitab dari langit). Lalu mereka mengarang ribuan hadits dari ayat-ayat Qur’an yang mudah dicerna, dan dinyatakan sebagai penjabaran Rosul atas petunjuk Alloh. Mereka mengambil nama para sahabat dekat Rosul yang sudah wafat sebagai para rawinya yang mengkultuskan diri Rosul Muhammad, agar dipercaya. Itulah pengkotakpandoraan Qur’an.
Tidak kepalang tanggung, mereka juga menyusun riwayat hidup Rosul Muhammad sejak lahir. Dan di antara langkah langkah perjuangan Rosul Muhammad diselipkan para wanita yang dikawini seperti kebiasaan pemimpin suku di Mekah sebagai raja-raja kecil beristeri puluhan untuk pemuas syahwat dan ego kelelakiannya. Banyak isteri itu diperlukan untuk bahan hadits, sebab dalam Qur’an banyak ayat yang menyebut isteri nabi. Dengan mengangkat Qur’an menjadi sabda suci Alloh, maka sebutan ‘kamu’ Dari Rosul Muhammad kepada para nabi dan manusia umumnya, otomatis jadi teguran Alloh kepada Rosul Muhammad. Maka Rosul Muhammad menjadi Rosul bebal, bersyahwat maniak, diskriminatif hasil pilih kasih (ketidakadilan) Alloh, karena hadits dinyatakan sebagai sunah Rosul Muhammad.
Tentu saja,  untuk memuluskan tujuannya, politik menghalalkan segala cara. Muawiyyah-Abasiyyah menyanjung Rosul Muhammad setinggi langit, sehingga mendapat dukungan semua ahli kitab dan mayoritas masyarakat. Akhirnya system kekholifahan Madinah kalah pamor. Sejak saat itu peradaban Islam berubah bentuk menjadi agama Islam dengan system pemerintahan Monarki (kerajaan), dan para ahli kitab (yang doyan poligami) dijadikan penasihat raja. Dengan demikian, lengkaplah impian lelaki dengan haremnya.
Hadits penghinaan terhadap Rosul Muhammad
Kalau kita melihat produk jadi hadist yang diimani para ulama Islam sekarang, sebenarnya merupakan penghianatan terhadap Rosulnya. Betapa tidak, hadits yang merupakan hasil karya para ahli kitab Arab-Yahudi telah melecehkan Muhammad sebagai rosul bebal bersyahwat maniak yang diskriminatif. Padahal semua rosul yang diangkat oleh Tuhan (Hukum) adalah manusia-manusia teladan bagi seluruh manusia di jamanny, karena sudah membuang ‘rasa’(syahwat, angkara, pamrih, ambisi). Rosul itu orang bermoral luhur, sehingga mampu menemukan amanah-amanah Alloh langsung dari ufuk alam fana.
Banyak contoh hadist yang nyata-nyata merupakan penghinaan terhadap Rosulnya, tetapi para ulama Islam langsung mengimaninya tanpa koreksi, hal itu terjadi karena mereka telah menutup diri terhadap akal dengan keimanan taklidnya            (hadits), yang kemudian diturunkan pula pada pengikut-pengikutnya sampai sekarang. Demikian banyak hadits yang menghinakan rosul Muhammad di antaranya : Hadits Isro-Mi’roj misalnya, terlihat jelas bahwa kisah itu hasil rekayasa orang Israil untuk menunjukan kebenaran agama Yahudi yang konon katanya, penganut agama itu dipastikan masuk Syurga, dan Rosul Musa sebagai penentu ritual sholat agama Islam yang direstui Alloh. Semetara Rosul Muhammad tidak lebih dari rosul bebal bersyahwat maniak yang tidak punya pendirian samasekali. Sebab seluruh perjalanan menghadap Alloh untuk menerima tugas kerosulannya dipersiapkan Jibril, dan kewajiban ritual penyembahan agamanya diatur rosul bangsa Israil yang berotak paling cerdas (Rosul Musa).
Karena Alloh mengetahui Rosul Muhammad itu tidak mampu menahan nafsu syahwat         (dongeng hadits menyatakan istri Rosul Muhammad 9 orang, bahkan hadits lain menyatakan 12 orang           ), maka Dia menyuruh Jibril menyediakan burok (wanita bernafsu kuda) untuk dijadikan tunggangan  dalam perjalanan ke Sidrotul Muntaha itu. Dan dengan kata sakti ‘kun fayakun’ Alloh menghapus hukum ruang untuk melancarkan perjalanan calon rosul terkasih-Nya itu.
Karena agama Yahudi dan baitul Makdis (Betlehem = Masjid Aqsho) yang direstui Alloh sebagai kiblat para Rosul berada di Yerusalem, sebelum naik     (mi’roj ) ke Sidrotil Muntaha, Rosul Muhammad diwajibkan mengunjungi kiblat itu dulu dipandu oleh Jibril, sang pelayan Rosul. Lalu dalam perjalanan naik, dari langit ke-1 hingga langit ke-6 dia bertemu dengan para Rosul pendahulunya      (yang telah wafat) untuk memperoleh informasi tentang tugas kerosulannya.
Informasi paling penting adalah dari langit ke-6, karena Muhammad ingin penganut ajarannya (Agama Islam) jadi penghuni syurga seperti penganut Agama Yahudi. Maka         Rosul Musa berpesan, jika telah bertemu Alloh dan menerima perintahnya, Muhammad harus menemui dirinya lagi untuk mempertimbangkan perintah itu. Ketika menerima perintah menyembah Alloh 50 kali sehari-semalam, tentu saja Rosul Musa menyatakan terlalu berat, Maka Rosul Musa menyuruh Muhammad rekes untuk minta keringanan. Sampai 9 kali Muhammad harus bolak-balik atas suruhan Rosul Musa. Dengan demikian hadits ini menggambarkan bahwa Rosul Muhammad tidak lebih dari orang bodoh yang ktidak berkemampuan.
Sementara buku yang ditulis oleh Dr. Madjid Ali Khan yang berjudul “Muhammad saw,  Rosul terakhir“ Penerbit Pustaka Bandung terjemahan dari “Muhammad The Final Messenger“. Menyebutkan pada bulan yang bersamaan dengan wafatnya Khodijah, Muhammad menikahi Saudah lalu dengan Aisyah (Syawal 620 M). Isro Mi’raj-terjadi tahun 621 M. Hijrah ke Yatsrib tahun 622 M. Menikahi Zainab binti Khuzaimah tahun 625 M. Menikahi Umu Salmah tahun 626 M. Menikahi Juwariah tahun 627 M. Menikahi Zainab binti Yahsy tahun 627 M. Menikahi Syofiah tahun 628 M. Menikahi. Berumah tangga (kumpul kebo) dengan Ummu Habibah tahun 628 M. Menikahi Maemunah tahun 629 M. Rosul Muhammad wafat tahun 632 M            (jumlah isteri 11 dengan Khodijah). Walhasil setelah jadi Rosul, menikah hamper tiap tahun.
Dalam riwayat perkawinan itu tidak tercantum Maria Qibtiah yang melahirkan Ibrohim         (628 M) dari Muhammad. Sebab Maria hanya sahaya milik Muhammad (pasti dijabarkan dari Annisaa’ 3). Dengan Ummu Habibah disebut kumpul kebo, karena yang melakukan pernikahannya Raja Negus (kawin politik), baru diserahkan kepada Rosul Muhammad. Artinya menurut moral, percampuran Rosul Muhammad dengan 2 wanita itu adalah perzinahan. Naudubillahi min dzalik, suatu fitnah yang keji.
Masih banyak cerita prilaku tidak genah para isteri Rosul Muhammad dalam hadits, namun ironisnya para ulama mengimaninya. Bahkan buku Ali Khan ini dipuji para ulama sebagai buku yang hebat, dan pada awal pengantarnya dikatakan sebagai buku pemenang sayembara internasional tahun 1978 di Mekah dengan jurinya para Sheik jumhur. Tidak heran jika citra Rosul Muhammad menjadi buruk di dalam pandangan agama lain, bahkan orang Islam pun, jika berfikir netral, maka prilaku yang digambarkan dalam hadits itu adalah prilaku yang bertentangan dengan moral.             Pertanyaannya, patutkah kita sebagai orang Islam mempercayai hadits sebagai sunah rosul ?

Sabtu, 26 Maret 2011

AGAMA TIDAK BERBANDING LURUS DENGAN KETUHANAN



Istilah-istilah dalam qur’an sangat relatif sebab Qur’an disusun rosul dalam persamaan gelombang relativitas dan pola qisos, membuat ayat-ayatnya bersifat relatif pula, tergantung dimensi dan fungsinya. Contoh istilah malaikat pada dimensi hukum adalah cermin (munkar-nakir = cermin C, mikail = CP, Ijroil-Isrofil cermin T, Rokib-Atid = cermin P, dan Malik Ridwan = cermin CPT). Arti setan pada dimensi halus adalah Jin, contoh  Sulaiman pada Anbiya 82, malaikat penjaga neraka adalah ruh. Tanpa memahami dimensi-dimensi itu, sangat besar kemungkinan  salahnya dalam menafsirkan ayat. Sehingga ketika diajarkan , maka ajaran itu menyesatkan.
Masih banyak istilah dalam Qur’an yang disalah artikan para ahli kitab. Bahkan yang paling umum saja dan dikenal semua agama seperti istilah nabi dan rosul, telah menjadi kesalahan universal. Sebab ahlikitab semua agama  selalu memperkuat kesalahan para pendahulunya. Istilah nabi misalnya, semua agama mengartikan tukang sihir, karena kemampuannya tidak terjangkau akal (tidak masuk akal = mukjizat, Baqoroh 102). Sebaliknya dari mengubah persepsi masyarakat, ahli kitab agama Islam justru mendukungnya dalam riwayat hidup Rosul Muhammad (hadits) dengan cara pembelahan dada rosul ketika usia 5 tahun oleh malaikat untuk mengisi sifat kenabian. Begitu pula dalam rukun islam, ahli kitab telah mengubah artinya dari falsafah kenabian menjadi ritual penyembahan (mengambil arti dibaliknya, Mu’minuun 7).
Agamawan ulama menafsirkan sholat dengan ritual penyembahan perintah Alloh untuk mendapat ampunan dosa. Ritual penyembahan dalam Islam berbeda dengan ritual penyembahan  agama lain yang ada di dunia ini. Jika benar ritual solat itu penyembahan perintah Alloh, maka tatacaranya harus sama di setiap agama. Sebab solat itu telah didirikan sejak Adam-Hawa seperti yang disebutkan pada surat Tho Haa 132. Nyatanya tidak. Itu hanya mengandung satu arti bahwa . Solat adalah istilah Rosul Muhammad untuk aturan hukam, karena dalam agama lain tidak ada istilah itu.
Kebenaran arti istilahnya sejalan dengan pernyataan  ‘dirikan sholat’ untuk mencegah kejahatan = tegakan hukum untuk mencegah kejahatan. Sebaliknya ketika sholat diartikan sebagai ritual penyembahan terhadap Alloh untuk ampunan dosa, hasilnya bukan mencegah kejahatan, tetapi justru membangun berbagai kejahatan, sebab segala dosa akan diampuni ritual. Begitu pula ketika melaksanakan haji-umroh diartikan undangan Alloh untuk mengampuni seluruh dosa, hasilnya justru membangun kejahatan lebih besar lagi.
Akibatnya bangsa-bangsa penganut agama Islam (termasuk Indonesia) rata-rata berprilaku jahil dan kurang menghargai etika peradaban. Contohnya di negri ini demikian carut-marut. Hukum dipermainkan, korupsi tumbuh subur, poligami dilegalkan, teroris marak dan banyak lagi contoh lainnya. Untuk mendapat penghapusan dosa para koruptor mengambil uang rakyat miliaran rupiah, dan mereka pergi haji untuk diampuni dosa dengan mengeluarkan uang tidak lebih dari 100 juta, maka dosa sudah terhapus, seperti bayi baru lahir.
Satu ironi yang harus dipertanyakan ketika keimanan didasarkan pada sariat agama, sebab kebenarannya dinilai dari kepatuhan terhadap ritual-ritual penymbahan yang memuaskan perasaan (kebenaran pragmatis), masuk akal ataupun tidak masuk akal harus diimani. Kebenaran itu bertentangan dengan peradaban yang dibangun para rosul. Sebab kebenaran peradaban adalah kebenaran ilmu yang dibangun para rosul. Kebenaran peradaban adalah, kebenaran harus selaras dengan fakta, sejalan dengan kenyataan, dan serasi dengan bukti (kebenaran korespondensi).
Kebenaran korespondensi adalah kebenaran ilmu, yang harus diterima jika punya alasan-alasan masuk akal. Artinya, semua rosul adalah penganut hukum akal yang dibangunnya peradaban akal, dan buku ajaran yang dibawanya pasti petunjuk ilmu, bukan buku mukjizat (sihir) yang tak terjangkau akal. Karena itu, semua ahli kitab yang menolak akal dan ilmu dalam ajaran agamanya adalah penolak Qur’an dan kitab rosul lainnya. Pada kenyataannya yang mereka imani bukan Taurot, Zabur, Injil dan Qur’an, tetapi exodus, bibble, hadits. Karena alasan itu Rosul Muhammad menjelaskan definisi keimanan yang diberitakan dalam Baqoroh 62 : Sesungguhnya orang-orang Mu’min, orang-orang Yhudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang sabiin, siapa saja di antara mereka  yang benar-benar beriman kepada Alloh, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima  pahala dari Tuhan mereka , tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Jelas keimanan tidak ditentukan oleh anutan agama, sebab yang disebut beriman adalah percaya kepada Alloh, hari kemudian (hari akibat), dan beramal soleh (berbuat kebajikan            ). Karena Allah sebagai pencipta alam, maka hukum yang diterapkan pada alam (termasuk manusia) adalah hukum Alloh, atau hukum evolusi dari sebab-ke akibat. Dengan kata lain, agama tidak berbanding lurus dengan ketuhanan.
Hukum evolusi sebab akibat adalah hukum akal, dan penganut hukum akal akan berupaya untuk mematuhi moral pengasih penyayang. Sebab ia tahu, setiap perbuatan buruk, jahat, tak adil, akan dibalas dengan perbuatannya yang setimpal di hari kemudian (hari akibat) setelah dibangkitkan. Itulah yang dimaksud beriman kepada hari kemudian = mengimani hukum sebab-akibat. Karena itu, semua agama yang meyakini ritual penyembahan untuk mendapat ampunan, pembersihan dosa, sesungguhnya tidak mengimani Alloh dan hari kemudian. Sebab segala dosa bisa dihapus oleh ritual, bukan oleh perbuatan, sehingga peradilan kiamat pun tidak akan terjadi, itu berarti pula, semua agama mendustakan hari kiamat (Furqoon 11).
Hukum sebab akibat adalah hukum  pilihan tanpa memaksa sejak makhluk masih berbentuk bahan (Fatihah 6-7). Hukum pilihan tidak dibentuk oleh perintah. Sebab, perintah itu memaksakan kehendak. Itu berarti, semua agama yang meyakini ritual-ritual sebagai perintah Alloh, telah memfitnah Alloh sebagi penguasa ambisius tukang memaksakan kehendak.
Yang benar, hukum pilihan dibentuk oleh kesadaran sendiri mengemban tugas yang diamanahkan Alloh. Amanah itu bukan dikatakan, tetapi ditemukan  semua rosul dari gejala tampak yang diperagakan cermin-P dalam bentuk lompatan-lompatan bundel (quantum leap) itu dapat dilihat dalam surat Mu’minuun ayat 1 – 11. Karena itu, mustahil amanah akan berbentuk ritual penyembahan. Dalam kenyataannya Alloh hadir tanpa wujud, sehingga tidak ada yang dapat disembah (Nuur35).
Tetapi semua agama menilai ritual penyembahan sebagai tugas utama perintah Tuhan untuk menghapus dosa perbuatan. Artinya, nilai perbuatan lebih rendah dari ritual penyembahan, sebab segala dosa perbuatan akan dihapus ritual. Mereka lupa, dosa dan pahala timbul dari perbuatan. Maka menurut hukum sebab akibat, perbuatan pula yang harus didakwa diperadilan kiamat, bukan ritual.
Dengan demikian, semua agama adalah menolak hukum sebab akibat (hari kemudian). Mereka juga mendustakan peradilan kiamat. Karena itu hukum memastikan, mereka bakal jadi penghuni neraka (Furqoon 11).

Kamis, 17 Maret 2011

PENYESATAN AHLIKITAB & EINSTEIN TERHADAPMANUSIA


Sesungguhnya para Rosul yang namanya masuk dalam Qur’an adalah manusia-manusia yang luarbiasa. Dengan kemampuannya membuang massa-jasad (rasa) mereka dapat mencapai ufuk fana (ufuk peristiwa = event horizon) yang suhu ruangnya amat dahsyat, itu dilakuakan dengan memusatkan akalnya. Di sana mereka meneliti 12 rumpun lompatan bundel (quantum leap) dengan menumbuk cermin-P yang berpusing 2 mc² (Baqoroh 60), tempat segala akar ilmu penciptaan. 12 rumpun (72 unsur) lompatan bundel itu mengandung amanat-amanat Alloh dan bangsa ruh, serta janji akal dan rasa makhluk. Di sana pula Rosul Maryam melakukan percobaan membuat manusia, dengan menumbukan DNA dirinya pada quark-tampan (Baqoroh 74. Maryam 17, 21-22). Hasilnya adalah almasih (manusia buatan) Isa.
Rosul Muhammad sebagai perumus seluruh nabi (penutup nabi-nabi), merumuskan percobaan Rosul Maryam itu dalam persamaan gelombang nisbi (relativistic equation wave) yang ditulis dalam Qur’an Kaaf-Haa-Yaa-‘Ain-Shood (Maryam 1). Persamaan itu menyatakan : Evolusi 1-ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus 3-dimensi rasa-akal-hukum, menghasilkan 3-dimensi ruang lembut-halus-kasar. Rumus tersebut ditemukan Paul Dirac dalam persamaan x = 0 dengan fungsi delta tak terbatas yang menyatakan  : Peralihan 3-dimensi ruang kasar-halus-lembut, menghasilkan 1-ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus 3-dimensi. Dan rumus Dirac itu diterapkan Rosul Muhammad dalam upacara haji-umroh sebagai janji pemimpin 14 abad yang silam.
Dengan demikian, sebenarnya seluruh ilmu penciptaan telah ditemukan para rosul, dan semuanya dirumuskan Rosul Muhammad dalam Qur’an. Tetapi sayang, jatidiri para rosul itu telah dijungkir-balikan oleh agamawan-pemimpin manusia dari jaman ke jaman. Hasilnya, mayoritas manusia menganggap rosul adalah orang bodoh tukang sihir robot Alloh. Karena kemampuan mereka tidak lebih dari sihir (mukjizat) yang diisikan Alloh begitu saja tanpa usaha akal mereka samasekali. Sedang petunjuk ajarannya dinyatakan “sabda suci Alloh“ yang sakral. Lalu mereka menyusun exodus-tripitaka-weda-bibble-hadits yang dinyatakan hasil penjabaran rosul atas petunjuk Alloh langsung, untuk menyesatkan kepercayaan manusia.
Penyesatan yang sama dilakukan pula oleh kelompok Einstein atas teori Isaac Newton, Max Planck, dan Paul Dirac yang berhasil membuka akar ilmu (Fatihah 1-7) rumusan Rosul Muhammad. Mereka menyatakan : “Tekanan kosmis seragam dari alam tekanan negatif yang tidak punya akibat langsung pada struktur planet-planet dan bintang-bintang adalah tidak dikenal, dan harus dikeluarkan dari sisi kanan (bahan) persamaan Einstein“.  Hal itu terjadi karena dalam menafsirkan kebenaran ilmu, mereka bersepakat menggunakan gagasan pengurungan (the idea of containment) Einstein, yang mengurung alam fana sebagai alam mandiri. Setiap hal yang keluar dari kurungan itu dinyatakan tidak benar.
Ketika Teori Kenisbian Umum  (The Theory of General Relativity) dikemukakan oleh Einstein tahun 1917, langsung dikritik Friedmann, ia mengatakan bahwa , tanpa tetapan kosmis Kenisbian Umum bukan karya ilmiah. Karena kritik itu, Einstein terpaksa memunculkan tetapan kosmis lambda yang hendak disembunyikannya.
Tetapi perbuatan Einstein itu dikecam pendukungnya yaitu kelompok ilmuwan Yahudi (Modern Physics) yang menyatakan bahwa memasukkan gaya lambda pada Kenisbian Umum adalah kesalahan terbesar Einstein. Einstein pun sangat menyesal  memasukkan gaya lambda itu. Dibuktikan oelh upayanya mencari jalan untuk membatalkannya. Jalan itu ditemukan melalui  lengkung K dan kepadatan p yang sama dengan 0 dalam persamaan Friedmann-Lemaitre.
Gejala menolak gaya lambda hanya bisa terjadi setelah alamraya Einstein (massa tanpa gerakkan) digabungkan dengan alamraya de Sitter (gerakan tanpa massa), sehingga Kenisbian Umum menjadi alamraya Einstein-de Sitter  berisi gerakan dan massa. Dengan demikian jelaslah, gaya lambda ialah gaya tolak kosmis Newton yang mengembangkan ruang. Maka tahun 1932 dengan resmi Einstein membuang gaya lambda dari Kenisbian Umum dengan menyatakan, tetapan kosmis itu menyesatkan dirinya.
Terjadilah perdebatan sengit para ilmuwan dunia. Tetapi sebagian peserta debat tidak mengerti gaya lambda yang diperdebatkannya. Mereka menyatakan, gaya lambda punya riwayat olok-olok (politik = tipudaya). Sebab ditolak penemunya sendiri, tetapi justru dipertahankan para ilmuwan lain di antaranya Eddington dan Friedmann. Begitulah ketika ilmuwan jadi politisi. Selama tidak diketahui publik, perbuatan salahnya dianggap benar. Ketika kesalahannya dibuka, mereka saling bantu membangun image masyarakat bahwa kesalahannya kecil-tidak berarti.
Itulah politik Einstein dan kelompoknya dalam menyesatkan kebenaran ilmu melalui Teori Kenisbian Umum dengan tetapan lambda lebih besar dari 0, yang tidak lain dari gayatolak kosmis Newton. Akibatnya banyak fisikawan yang beralih kepada misticisme Tibet karena ada kesamaan hasil, jadilah penelitian ilmu tersendat-sendat hampir mandeg.
TEORI KENISBIAN UMUM EINSTEIN MENOLAK ALAMBAKA
Penggantian tetapan lambda lebih besar dari 0 dengan lengkung K = 0, menunjukkan alam tidak punya hukum pengatur dan akan terus mengembang selamanya. Ia adalah alam mandiri yang jadi sendiri, tidak ada pencipta.
Itu dinyatakan Einstein dalam menjelaskan perjalanan antariksa. Geometri Euclides  (parabol) adalah ruang bundar. Menurut Einstein, ruang bundar dengan ruang lonjong mempunyai geometri yang sama. tetapi berbeda dalam pengertian permukaan bundar = ruang bundar, sedang permukaan setengah bundar = ruang lonjong. Ketika diterapkan pada perjalanan antariksa, geometri itu menghasilkan hal yang ganjil.
“Bila alam benar-benar lembut, ia akan bergiat sebagai lensa optik raksasa. Benda yang bergerak menjauh, mula-mula akan tampak mengecil. Ketika mencapai setengah perjalanan ke antipode, mengecilnya akan berhenti, dan bila bergerak lebih jauh, dia akan tampak membesar lagi. Seluruh benda di antipode akan tampak membayang, seolah mereka berada di daerah setempat. Orang-orang di antipode melihat kita seolah dekat dengan mereka. Sebaliknya, kita melihat mereka seolah dekat kepada kita.  Karena cahaya tetap berkeliling kata Einstein, para penghuni ruang secara sinambung mengetahui apa yang mereka lakukukan 2 jam yang lalu, 4 jam yang lalu,6 jam  yang lalu, dan seterusnya. Ini terjadi karena ruang antipode tidak ada, yang sejak lama diketahui sebagai keganjilan sejarah, dan lensa optik berlaku sebagai cermin pembalikan. Dengan kata lain, ufuk alam raya Einstein berfungsi sebagai cermin biasa dan ruang pada cermin itu tidak ada, ia hanya mirip ruang (space-like). Rumusan ini dibawa kepada tafsir perjalanan ruang waktu yang bisa kembali ke masa silam seperti banyak dicerirtakan dalam fiksi-fiksi ilmiah.
Tetapi jika kita telaah lagi, sebenarnya tafsiran itu karena kitidak-tahuan Einstein terhadap cermin-cernin (hukum ruang). Kita buktikan, ruang bundar dimisalkan bola bumi, terbagi dalam dua belahan (ruang lonjong           ) utara dan selatan dengan garis khatulistiwa sebagai pembaliknya. Menurut geometri euclides, ruang lonjong mestinya cermin-CP atau gerakan setengah kecepatan cahaya(150.000 km/detik). Tetapi Einstein menafsirkannya sebagai kecepatan cahaya(300.000 km/detik).
Pembalikan ruang (cermin-CP) bisa dibuktikan dengan mudah, coba kita ke luar rumah pada malamhari dalam keadaan cuaca yang cerah. Rasi Beruang Besar yang oleh orang di utara tampak berdiri, sebaliknya orang yang berada diselatan akan melihat rasi itu terbalik. Dengan kata lain, sebenarnya tidak ada keganjilan sejarah. Yang pasti, orang melihat dari dua arah yang berlawanan. Kalau antipode tidak ada, maka cermin-CP (garis khatulistiwa) tidak ada, sehingga sebutan cermin pembalikan atau penglihatan terbalik pun tidak akan pernah ada.
Tentang perjalan ruang waktu, ada penjelasan lain. Bola Bumi dimisalkan ruang bundar yang berpusing 30 km/detik. Bila pesawat bergerak 15 km/detik, ia akan tampak seperti tidak bergerak dari titik pemberangkatannya. Sebab dalam sekali pusingan ruang Bumi, pesawat akan mencapai setengah lingkaran. Titik tempat yang dicapai pesawat setiap detiknya (A’) akan selalu berhimpitan dengan titik awal pemberangkatannya di A.
Dengan demikian pesawat itu seolah tidak pernah bergerak dari titik pemberangkatannya karena berada tepat di cermin-CP (pembalikan ruang). Ia menghantu di batas pembalikan ruang. Itu adalah rahasia ilmu para nabi yang diceritakan pada  Al-Baqoroh 57. Tubuh mereka dapat menembus-ditembus benda-benda padat tanpa cedera, dan dapat terbang serta menerbangkan-memunculkan-menghilangkan benda-benda berat seperti yang diperagakan David Copperfield.
Ruang bundar Euclides adalah alamsemesta, dan ruang lonjong Einstein adalah alamfana. Dengan menolak ruang antipode dan ruang mengembang selamanya (lengkung K = 0), jelaslah Kenisbian Umum Einstein menolak alambaka dan hukum sebab akibat yang diciptakan alloh.
MANUSIA HIDUP DALAM KURUNGAN WAKTU SEKARANG
Tafsir Einstein tentang perjalanan antariksa yang dapat kembali ke massa silam jelas melanggar asas pengurungan (the containment principle). Penjelasannya bisa anda simak di bawah ini :
Kebiasaan manusia membedakan daerah-daerah ruang dan waktu selalu memakai kata kini di sini, kini di sana, nanti di sini nanti di sana, tadi di sini tadi di sana. Perbedaan waktu di Bumi, di Mars, di Aldebaran, di andromeda hanya sebutan yang disebabkan oleh perbedaan waktu system (planet-bintang-galaksi) akibat perbedaan kecepatan pusingan dan orbit system masing-masing. Artinya, kalau permulaan waktu di semua system sama-sama 24 jam, maka ketika di Bumi pukul 06.00 pagi, di Mars-Aldebaran-Andromeda pun pukul 06.00 pagi.
Misalkan A dari Bumi berencana pergi ke B di Mars ke C di Aldebaran, dan ke D di Andromeda . A memberitahu  rencana itu kepada 3 kawannya. Dia berangkat pukul 06.00, tiba di Mars pukul 07.00, tiba di Aldebaran pukul 10.00, tiba di Andromeda pukul 20.00. Ketika berangkat A berkata : Sekarang pukul 06.00 saya menuju Mars. Saat itu B-C-D di tempat masing-masing berkata : Sekarang pukul  0.600, A berangkat dari Bumi. Ketika tiba di Mars, mereka sama-sama berkata : Sekarang pukul 07.00, A tiba di Mars. Ketika tiba di Aldebaran, mereka sama-sama berkata : Sekarang pukul 10 A tiba di Aldebaran. Ketika tiba di Andromeda, mereka sama-sama berkata : Sekarang pukul 20.00, A tiba di Andromeda.
Dengan system waktu yang sama, semua orang di mana pun mereka berada, punya angka waktu yang sama bersamaan. Ketika berkata : Sekarang saya di sini, semua orang berkata : sekarang saya di sini (di tempat masing-masing). Sekarang di sana hanya dikatakan orang lain terhadap kita, atau oleh kita kepada orang lain. Tadi di sini atau tadi di sana adalah waktu lampau yang telah dijalani semua orang. Maka jelaslah, semua orang di mana pun mereka berada terkurung oleh waktu sekarang. Waktu sekarang berlaku sejak ukuran nano detik (1 nano detik sebelum dan sesudahnya  adalah waktu lampau dan waktu akan datang).
Kata di sini dan di sana bukan pernyataan waktu, tetapi pernyataan ruang : di Bumi, di Mars, di Aldebaran, di Andromeda. Contoh ketika A berangkat pukul 06.00 dia berkata : pukul 07.00 nanti saya tiba di Mars, pukul 10.00 nanti saya tiba di Aldebaran, dan sekarang pukul 20.00 saya di sini di Andromeda. Pernyataan nanti, tadi, dan sekarang akan sama bagi B-C-D ketika A berangkat dari Bumi, bila mereka jadi pengamat. Artinya, semu kita yang tinggal di system mana pun di alamfana, hidup dalam kurungan waktu sekarang.
Suatu kenyataan yang tidak terbantah, sehingga perjalanan ke masa lalu dan ke masa depan mustahil terjadi. Sebab waktu sekarang berlangsung di mana-mana  pada detik yang sama. Sebaliknya, kurungan waktu sekarang memungkinkan terjadinya perjalanan menembus ruang yang jaraknya tanpa batas dalam waktu 1 detik, bila benda atau orang bergerak dalam kecepatan cahaya. Inilah rahasia isro’ para rosul dari jaman ke jaman.
Asas pengurungan adalah istilah kami untuk membedakan dengan gagasan pengurungan sebagai aturan main yang disepakati dalam menafsirkan teori-teori fisika. Setiap teori yang ke luar dari alamraya Einstein seperti kosmologi Isaac Newton , kuantum Max Plack, gelombang nisbi Paul Dirac harus ditolak. Mengomentari kesepakatan itu, Rom Harre dalam Philosophy of Science menyatakan : Pada umumnya orang berpendapat bahwa para filsuf memikirkan masalah-masalah yang sangat umum dan sangat dalam. Tetapi sebenarnya dewasa ini pemikiran mereka telah bergeser kepada masalah yang lebih sederhana dibandingkan dengan penelitian masa lalu. Tidak satupun dari mereka yang menulis  dalam keluasan alamraya, manusia dan Tuhan. Misalnya masalah-masalah konsep tentang ruang dan waktu yang telah ditampilkan dalam teori-teori kenisbian.
Einstein perumus perjalanan ruang waktu. Tetapi hingga akhir hayatnya dia tidak tahu apa sebenarnya yang disebut waktu. Padahal persamaannya jelas menunjukkan waktu adalah gerakan dalam kecepatan cahaya. Tetapi tentu saja bukan cahaya, karena cahaya terdiri dari zarah-zarah (vector). Yang jelas, waktu adalah gerakan sesuatu. Kecepatan cahaya adalah gerakan tertinggi dalam ruangwaktu dan waktu adalah gerakan tertinggi dalam ruangwaktu. Gerakan tertinggi dalam ruangwaktu adalah medan skalar (ruang = tidak mengarah) ruangwaktu. Dengan kata lain, waktu adalah pusingan ruang dalam kecepatan cahaya.
Dengan demikian jelaslah, kalau Einstein tidak mengetahui arti waktu, karena alamraya Einstein adalah  ruang bermasa tanpa gerakan. Gerakan ruang dalam alamraya Einstein ditimbulkan oleh massa benda-benda pengisi ruang, yaitu gravitasi yang gerakannya mengarah (vector) karena menarik ke pusat massa.
TEORI NEWTON-PLANCK-DIRAC MERUPAKAN AKAR ILMU TEMUAN PARA ROSUL
Einstein menyatakan, masa wujud menghasilkan gravitasi, membuat ruang melengkung di sekelilingnya. Karena itu lengkung geometri = medan gravitasi. Gabungan gravitasi benda-benda wujud menghasilkan pusat gravitasi bersama (barisenter) yang letaknya di tempat kosong.
Dia mencontohkan barisenter melalui 2-bintang yang saling mengorbit. Barisenternya berada di tengah lingkaran orbit kedua bintangnya. Masing-masing bintangnya menghasilkan lengkung-lengkung geometri. Itulah yang dimaksud gravitasi menghasilkan gravitasi. Menurut Einstein, pada gravitasi tak terbatas Newton, gravitasi itu tidak menghasilkan gravitasi.
Tetapi mari kita ganti 2-bintang yang saling mengorbit tersebut dengan  alamfana dan alamsyurga (2 ruang lonjong) yang mengorbit barisenter. Ini diketahui dari jawaban Newton atas pertanyaan pendeta Richard Bantley : Bagi alam tak terbatas mustahil semua bahannya berkumpul dalam satu massa yang besar. Sebagian akan berkumpul jadi satu massa (fana), dan sebagian lainnya pada massa yang lain (syurga     ). Jawaban tersebut sesuai dengan aksioma ruang Haussdorff yang menyatakan : Jika P1 dan P2 merupakan 2-tetangga  dari titik p yang sama, maka ada tetangga P3 yang diisi  dengan P1 dan P2.
Dalam Qur’an hasil penelitian Rosul Muhammad menyatakan : Syurga (P1) dan Fana (P2) adalah tetangga dari Sidrotil Muntaha  (titik p di P3 = barisenter di alam ruh) yang diisi rasafana dan rasasyurga. Titik p di ruang P3 adalah lubang yang tak dapat ditemus  yang di pusatnya ada termoniklir raksasa (Nuur 35). Itu berarti alamraya Newton adalah simetri alamsemesta (Fatihah 1-7) yang telah dirumuskan Rosul Muhammad 14 abad yang silam. Dengan demikian jelaslah, bukan teori Newton yang salah, tetapi Einstein dan kelompoknya  yang memanipulasi kebenaran Alloh., itulah tipudaya ilmuwan yang berpolitik.
Kenyataannya alamraya Einstein adalah ruang lonjong (hanya alamfana) tanpa pasangan, sehingga hanya ada satu massa. Ruangnya dilengkungkan gravitasi massa seluruh rumpun galaksi. Tidak ada barisenter, sebab tidak punya antipode ( = bintang pasangan). Buktinya ketika gravitasi Newton (gravitasi menyeluruh) dikembangkan Friedmann, memberikan hasil yang sama dengan kenisbian Einstein, sehingga para kosmologiwan kebingungan. Padahal jika tidak tergantung pada gagasan pengurungan, masalahnya begitu mudah. Alam Newton adalah ruang bundar (alamfana, alamsyurga dan alam ruh),  sementara alamraya Einstein hanya satu dari 3 dimensi ruang semesta Newton, yang merupakan produk jadi (teknologi) dari evolusi penciptaan.
TETAPAN KOSMIS HARUS LEBIH BESAR DARI NOL
Kehadiran tetapan kosmis merupakan harga mati yang harus ada. Karena tanpa tetapan itu, usia bintang tertua dinyatakan lebih tua beberapa miliar tahun dari usia alamraya, itu merupakan hal yang mustahil, sebab bintang adalah salahsatu isi alamraya ini.  Dalam ketentuan kosmologi yang tidak punya tetapan (hukum     ) usia alamraya hanya bergantung pada dua parameter, antara lain 1. Tetapan Hubble sebagai tingkat pengembangan sekarang yang dapat diukur; 2. Nilai omega, yang merupakan kepadatan massa alamfana. Dalam menghitung usia, alamfana dianggap ruang tanpa massa (omega = 0). Karena tidak ada massa artinya tidak ada gravitasi yang memperlambat gerakan ruang, sehingga alamraya mengembang pada tingkat tetap.
Tetapi kosmologi menunjukkan kecenderungan ruang untuk mengembang. Ia adalah tenaga ruang kosong. Makin besar nilai tetapannya, makin besar ruang kosongnya dan makin cepat mengembangkan alamfana, menciptakan ruang kosong lebih besar lagi sekaligus membawa  pada pengembngan lebih cepat. Alam demikian disebut mengembang secara eksponensial. Jadi jika ada tetapan kosmologi dalam alam, makin besar tetapannya, pengembangan alam harus lebih lambat dari masa lalu (nisbi terhadap pengembangan sekarang), sehingga usia alamfana mestinya lebih tua dari bintang-bintang tertua yang terlihat. Kenyataannya, alamfana dengan tetapan kosmologi besar bisa mencapai dua kali tetapan Hubble. Waktu Hubble kebalikan dari tetapan Hubble. Dengan kata lain, makin besar tetapan Hubblenya, waktu Hubblenya makin pendek.
Tetapan kosmologi model ledakan besar  atau big bang yang dipegang resmi para teoriwan adalah adalah pemompaan alamray (inflation universe) Allan Guth. Ia menyatakan, alamraya mengembang dramatis ketika usia belum 1detik (10ˉ³ detik), mengembangkan ruang demikian besar hingga jadi datar. Dalam baku kosmologi berarti nilai omega = 1. Dengan nilai itu, alamfana terus mengembang tetapi akan makin melambat karena ada pada batas  mengembang selamanya atau akan mengerut lagi.
Karena ruang kosong punya tenaga, tenaga itu berlaku sebagai massa. Itu sebabnya tetapan kosmologi membuat alam datar meskipun nilai omeganya kurang dari 1. Dalam kasus ini teori pemompaan meramalkan : omega dan lambda harus ditambahkan hingga 1, dan lambda adalah tetapan kosmologi.
Tetapan kosmologi mengembangkan ruang lebih cepat. Dengan demikian tetapan kosmologi memecahkan dua masalah sekaligus : 1. Alamfana tidak lebih muda dari bintang tertuanya; 2. Ia akan sejalan dengan teori pemompaan. Tetapan Hubble 75 membuat omega = 0,15 dan lambda 0,85. Tetapan Hubble 50 yang dipegang banyak kosmologiwan menghasilkan nilai omega  = 0,29 sesuai hasil pengamatan. Tetapan Hubble 50 (lambda 0,79) menyatakan pula usia alamraya sekarang adalah 15 milyar tahun.
Dengan lengkung K = 0, alamraya Einstein akan mengembang selamanya, sehingga tidak akan terjadi kiamat, dan tidak berlaku hukum sebab-akibat seperti yang diterangkan Rosul Muhammad dalam Al-Qur’an.
EINSTEIN MENGUBUR TEORI MAX PLANCK DAN PAUL DIRAC
Pada dasarnya teori kenisbian umum Einstein merupakan pendangkalan tafsir ilmu (yang gaib), menggantinya dengan tafsir teknologi (yang nyata). Persis seperti kepercayaan agama-faham-politik yang mendangkalkan petunjuk ilmu (Taurat-Zabur-Injil-Qur’an) para rosul sebagai  sabda suci Alloh yang sakral, dan menggantinya dengan exodus-tripitaka-weda-bibble-hadits.
Dengan membuang gaya lambda, alamfana menjadi  semesta alam mandiri dengan ruang paling lembutnya adalah dimensi kecepatan cahaya. Artinya, alamraya Einstein adalah alam kasar dari 3-dimensi alamsemesta(kasar-halus-lembut). Karena itu alam Newton, quantum Plack dan gelombang nisbi Dirac yang mengungkap alam awal penciptaan di cermin-P (alam ruh) disebut alam abstrak yang tidak berguna bagi kehidupan nyata. Itu dikemukakan dalam makalah bersama Einstein-Podolsky-Rosen tahun 1935 dengan judul Can Quantum-Mechanical Description of Physical Reality be Considered complete?.
Dalam makalah itu dinyatakan, teori bundel (quantum            ) Planck tidak lengkap, karena tidak menggambarkan realitas nyata secara fisik. Sebab sesungguhnya teori bundle Planck terjadi di luar alamfana (1mc²), yaitu di cermin-P (2 mc²) sebagai batas alam ruh yang diterangkan dalam Al-Baqoroh ayat 60 dan 74. Kebenarannya telah dibuktikan oleh mesin pemercepat zarah melalui 3-arah lompatan bundle belakang-ke-depan, sisi-ke-sisi, dan turun-naik, setelah Einstein meninggal. Dan 14 abad yang silam Rosul Muhammad telah merumuskannya dalam Al-Qur’an dalam Al-Fatihah 1-7 (pola kisos disiplin ilmu = sunah Muhammad). Sebab lompatan bundle tersebut berisi amanat-amanat Alloh dan bangsa ruh serta janji makhluk wujud (Al-Mu’minuun 8).
Begitu pula dengan persamaan gelombang nisbi Dirack. Kelompok Einstein  menolak persamaan x = 0 dengan fungsi delta tak terbatas, sebab ke luar dari gagasan pengurungan. Agar rumusannya memenuhi selera Einstein, Dirac mengutak-atik rumus tersebut. Hasilnya persamaan x ≠0 (x tidak sama dengan 0) dengan fungsi delta terbatas, baru diterima. Sebab rumus itu hanya peralihan 3-dimensi ruang kasar-halus-lembut alamfana.
Padahal hipotesis sensor langit Roger Penerose menyatakan. Semua kemanunggalan diselubungi dari pandangan luar oleh ufuk peristiwa (event horizon), dan alam berkomplot dalam segala cara untuk menghindarkan kemanunggalan itu terbuka. Tetapi bila tenaga tambahan meningkatkan pusingan lebih cepat dari cahaya, ufuk peristiwa itu akan lenyap, sehingga informasi dapat lepas. Semua kemanunggalan yang tertutup ufuk peristiwa jadi terlihat dari dunia luar.
Kebenaran hipotesis Penrose dibuktikan para rosul yang berhasil menembus alam lembut : Malaikat dari syurga dapat menyaksikan kehidupan di alamfana (Al-Baqoroh 30), dan para rosul bisa melihat syurga (Annajm 15). Sebab pusingan alamsyurga di atas kecepatan cahaya. Artinya, gravitasi Newton, quantum Planck dan persamaan gelom Dirac x = 0 adalah benar; yang salah justru tafsiran kenisbian Einstein.
Nasib yang sama  diterima alamraya Alexander Friedmann yang menggunakan kurva  (k). Dia membuat 3- kemungkinan nasib alamfana : k =-1, k = 0, k = 1. Tetapi kelompok Einstein hanya menghormati Friedmann atas rumusan k = 0, karena telah memberi jalan pada Einstein sehingga dapat membuang gaya lambda lebih besar dari 0. Begitulah cara politik menghargai orang (politik = tipudaya, kata kamus Webster).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa para pendiri agama dari jaman ke jaman adalah penganut hukum politik Yahudi seperti Einstein dan kelompoknya. Untuk menjadi kiblat anutan manusia, mereka menghalalkan cara dalam menentukan kebenaran agamanya. Begitu pula dengan agama Islam. Untuk menjadi kiblat anutan manusia. Andaikata agamawan-ulama tidak menganggap Al-Qur’an sebagai sabda suci Alloh tetapi sebagai petunjuk ilmu rosul, sejarah ilmu pasti akan berkembang pesat di unia islam. Al-Qur’an akan menjadi kiblat peradaban manusia. Para penganutnya akan jadi para penemu unggul di segala bidang ilmu jauh sebelum dunia barat mencapainya, sebab Al-Quran adalah satu-satunya petunjuk rosul sebagai petunjuk kosmologi yang masih tersisa. Bukan sebaliknya dikecam orang sebagai agama teroris yang ditakuti karena kebiadabannya (Muhammad 20).