Sesungguhnya
para Rosul yang namanya masuk dalam Qur’an adalah manusia-manusia yang
luarbiasa. Dengan kemampuannya membuang massa-jasad (rasa) mereka dapat
mencapai ufuk fana (ufuk peristiwa = event horizon) yang suhu ruangnya amat
dahsyat, itu dilakuakan dengan memusatkan akalnya. Di sana mereka meneliti 12
rumpun lompatan bundel (quantum leap) dengan menumbuk cermin-P yang berpusing 2
mc² (Baqoroh 60), tempat segala akar ilmu penciptaan. 12 rumpun (72 unsur)
lompatan bundel itu mengandung amanat-amanat
Alloh dan bangsa ruh, serta janji akal dan rasa makhluk. Di sana pula Rosul
Maryam melakukan percobaan membuat manusia, dengan menumbukan DNA dirinya pada
quark-tampan (Baqoroh 74. Maryam 17, 21-22). Hasilnya adalah almasih (manusia
buatan) Isa.
Rosul
Muhammad sebagai perumus seluruh nabi (penutup nabi-nabi), merumuskan percobaan
Rosul Maryam itu dalam persamaan gelombang nisbi (relativistic equation wave)
yang ditulis dalam Qur’an Kaaf-Haa-Yaa-‘Ain-Shood (Maryam 1). Persamaan itu
menyatakan : Evolusi 1-ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus 3-dimensi
rasa-akal-hukum, menghasilkan 3-dimensi ruang lembut-halus-kasar. Rumus
tersebut ditemukan Paul Dirac dalam persamaan x = 0 dengan fungsi delta tak
terbatas yang menyatakan : Peralihan
3-dimensi ruang kasar-halus-lembut, menghasilkan 1-ruang bayangan cermin dalam
kesatuan khusus 3-dimensi. Dan rumus Dirac itu diterapkan Rosul Muhammad dalam
upacara haji-umroh sebagai janji pemimpin 14 abad yang silam.
Dengan
demikian, sebenarnya seluruh ilmu penciptaan telah ditemukan para rosul, dan
semuanya dirumuskan Rosul Muhammad dalam Qur’an. Tetapi sayang, jatidiri para rosul
itu telah dijungkir-balikan oleh agamawan-pemimpin manusia dari jaman ke jaman.
Hasilnya, mayoritas manusia menganggap rosul adalah orang bodoh tukang sihir
robot Alloh. Karena kemampuan mereka tidak lebih dari sihir (mukjizat) yang
diisikan Alloh begitu saja tanpa usaha akal mereka samasekali. Sedang petunjuk
ajarannya dinyatakan “sabda suci Alloh“ yang sakral. Lalu mereka menyusun
exodus-tripitaka-weda-bibble-hadits yang dinyatakan hasil penjabaran rosul atas
petunjuk Alloh langsung, untuk menyesatkan kepercayaan manusia.
Penyesatan
yang sama dilakukan pula oleh kelompok Einstein atas teori Isaac Newton, Max
Planck, dan Paul Dirac yang berhasil membuka akar ilmu (Fatihah 1-7) rumusan
Rosul Muhammad. Mereka menyatakan : “Tekanan kosmis seragam dari alam tekanan
negatif yang tidak punya akibat langsung pada struktur planet-planet dan
bintang-bintang adalah tidak dikenal, dan harus dikeluarkan dari sisi kanan
(bahan) persamaan Einstein“. Hal itu
terjadi karena dalam menafsirkan kebenaran ilmu, mereka bersepakat menggunakan gagasan pengurungan (the idea of
containment) Einstein, yang mengurung alam fana sebagai alam mandiri. Setiap
hal yang keluar dari kurungan itu dinyatakan tidak benar.
Ketika
Teori Kenisbian Umum (The Theory of General Relativity)
dikemukakan oleh Einstein tahun 1917, langsung dikritik Friedmann, ia mengatakan
bahwa , tanpa tetapan kosmis Kenisbian Umum bukan karya ilmiah. Karena kritik
itu, Einstein terpaksa memunculkan tetapan kosmis lambda yang hendak disembunyikannya.
Tetapi
perbuatan Einstein itu dikecam pendukungnya yaitu kelompok ilmuwan Yahudi
(Modern Physics) yang menyatakan bahwa memasukkan gaya lambda pada Kenisbian
Umum adalah kesalahan terbesar Einstein. Einstein pun sangat menyesal memasukkan gaya lambda itu. Dibuktikan oelh
upayanya mencari jalan untuk membatalkannya. Jalan itu ditemukan melalui lengkung K dan kepadatan p yang sama dengan 0
dalam persamaan Friedmann-Lemaitre.
Gejala
menolak gaya lambda hanya bisa terjadi setelah alamraya Einstein (massa tanpa
gerakkan) digabungkan dengan alamraya de Sitter (gerakan tanpa massa), sehingga
Kenisbian Umum menjadi alamraya Einstein-de Sitter berisi gerakan dan massa. Dengan demikian jelaslah,
gaya lambda ialah gaya tolak kosmis Newton yang mengembangkan ruang. Maka tahun
1932 dengan resmi Einstein membuang gaya lambda dari Kenisbian Umum dengan
menyatakan, tetapan kosmis itu menyesatkan dirinya.
Terjadilah
perdebatan sengit para ilmuwan dunia. Tetapi sebagian peserta debat tidak
mengerti gaya lambda yang diperdebatkannya. Mereka menyatakan, gaya lambda
punya riwayat olok-olok (politik = tipudaya). Sebab ditolak penemunya sendiri,
tetapi justru dipertahankan para ilmuwan lain di antaranya Eddington dan
Friedmann. Begitulah ketika ilmuwan jadi politisi. Selama tidak diketahui
publik, perbuatan salahnya dianggap benar. Ketika kesalahannya dibuka, mereka
saling bantu membangun image masyarakat bahwa kesalahannya kecil-tidak berarti.
Itulah
politik Einstein dan kelompoknya dalam menyesatkan kebenaran ilmu melalui Teori
Kenisbian Umum dengan tetapan lambda lebih besar dari 0, yang tidak lain dari
gayatolak kosmis Newton. Akibatnya banyak fisikawan yang beralih kepada
misticisme Tibet karena ada kesamaan hasil, jadilah penelitian ilmu
tersendat-sendat hampir mandeg.
TEORI KENISBIAN
UMUM EINSTEIN MENOLAK ALAMBAKA
Penggantian
tetapan lambda lebih besar dari 0 dengan lengkung K = 0, menunjukkan alam tidak
punya hukum pengatur dan akan terus mengembang selamanya. Ia adalah alam
mandiri yang jadi sendiri, tidak ada pencipta.
Itu
dinyatakan Einstein dalam menjelaskan perjalanan antariksa. Geometri
Euclides (parabol) adalah ruang bundar.
Menurut Einstein, ruang bundar dengan ruang lonjong mempunyai geometri yang
sama. tetapi berbeda dalam pengertian permukaan bundar = ruang bundar, sedang
permukaan setengah bundar = ruang lonjong. Ketika diterapkan pada perjalanan
antariksa, geometri itu menghasilkan hal yang ganjil.
“Bila
alam benar-benar lembut, ia akan bergiat sebagai lensa optik raksasa. Benda
yang bergerak menjauh, mula-mula akan tampak mengecil. Ketika mencapai setengah
perjalanan ke antipode, mengecilnya akan berhenti, dan bila bergerak lebih
jauh, dia akan tampak membesar lagi. Seluruh benda di antipode akan tampak
membayang, seolah mereka berada di daerah setempat. Orang-orang di antipode
melihat kita seolah dekat dengan mereka. Sebaliknya, kita melihat mereka seolah
dekat kepada kita. Karena cahaya tetap
berkeliling kata Einstein, para penghuni ruang secara sinambung mengetahui apa
yang mereka lakukukan 2 jam yang lalu, 4 jam yang lalu,6 jam yang lalu, dan seterusnya. Ini terjadi karena
ruang antipode tidak ada, yang sejak lama diketahui sebagai keganjilan sejarah,
dan lensa optik berlaku sebagai cermin pembalikan. Dengan kata lain, ufuk alam
raya Einstein berfungsi sebagai cermin biasa dan ruang pada cermin itu tidak
ada, ia hanya mirip ruang (space-like). Rumusan ini dibawa kepada tafsir
perjalanan ruang waktu yang bisa kembali ke masa silam seperti banyak
dicerirtakan dalam fiksi-fiksi ilmiah.
Tetapi
jika kita telaah lagi, sebenarnya tafsiran itu karena kitidak-tahuan Einstein
terhadap cermin-cernin (hukum ruang). Kita buktikan, ruang bundar dimisalkan
bola bumi, terbagi dalam dua belahan (ruang lonjong ) utara dan selatan dengan garis khatulistiwa sebagai pembaliknya.
Menurut geometri euclides, ruang lonjong mestinya cermin-CP atau gerakan
setengah kecepatan cahaya(150.000 km/detik). Tetapi Einstein menafsirkannya
sebagai kecepatan cahaya(300.000 km/detik).
Pembalikan
ruang (cermin-CP) bisa dibuktikan dengan mudah, coba kita ke luar rumah pada
malamhari dalam keadaan cuaca yang cerah. Rasi Beruang Besar yang oleh orang di
utara tampak berdiri, sebaliknya orang yang berada diselatan akan melihat rasi
itu terbalik. Dengan kata lain, sebenarnya tidak ada keganjilan sejarah. Yang
pasti, orang melihat dari dua arah yang berlawanan. Kalau antipode tidak ada,
maka cermin-CP (garis khatulistiwa) tidak ada, sehingga sebutan cermin
pembalikan atau penglihatan terbalik pun tidak akan pernah ada.
Tentang
perjalan ruang waktu, ada penjelasan lain. Bola Bumi dimisalkan ruang bundar
yang berpusing 30 km/detik. Bila pesawat bergerak 15 km/detik, ia akan tampak
seperti tidak bergerak dari titik pemberangkatannya. Sebab dalam sekali
pusingan ruang Bumi, pesawat akan mencapai setengah lingkaran. Titik tempat
yang dicapai pesawat setiap detiknya (A’) akan selalu berhimpitan dengan titik
awal pemberangkatannya di A.
Dengan
demikian pesawat itu seolah tidak pernah bergerak dari titik pemberangkatannya
karena berada tepat di cermin-CP (pembalikan ruang). Ia menghantu di batas
pembalikan ruang. Itu adalah rahasia ilmu para nabi yang diceritakan pada Al-Baqoroh 57. Tubuh mereka dapat menembus-ditembus
benda-benda padat tanpa cedera, dan dapat terbang serta menerbangkan-memunculkan-menghilangkan
benda-benda berat seperti yang diperagakan David Copperfield.
Ruang
bundar Euclides adalah alamsemesta, dan ruang lonjong Einstein adalah alamfana.
Dengan menolak ruang antipode dan ruang mengembang selamanya (lengkung K = 0),
jelaslah Kenisbian Umum Einstein menolak alambaka dan hukum sebab akibat yang
diciptakan alloh.
MANUSIA HIDUP
DALAM KURUNGAN WAKTU SEKARANG
Tafsir Einstein
tentang perjalanan antariksa yang dapat kembali ke massa silam jelas melanggar
asas pengurungan (the containment principle). Penjelasannya bisa anda simak di
bawah ini :
Kebiasaan
manusia membedakan daerah-daerah ruang dan waktu selalu memakai kata kini di sini, kini di sana, nanti di sini
nanti di sana, tadi di sini tadi di sana. Perbedaan waktu di Bumi, di Mars,
di Aldebaran, di andromeda hanya sebutan yang disebabkan oleh perbedaan waktu system
(planet-bintang-galaksi) akibat perbedaan kecepatan pusingan dan orbit system
masing-masing. Artinya, kalau permulaan waktu di semua system sama-sama 24 jam,
maka ketika di Bumi pukul 06.00 pagi, di Mars-Aldebaran-Andromeda pun pukul
06.00 pagi.
Misalkan
A dari Bumi berencana pergi ke B di Mars ke C di Aldebaran, dan ke D di
Andromeda . A memberitahu rencana itu
kepada 3 kawannya. Dia berangkat pukul 06.00, tiba di Mars pukul 07.00, tiba di
Aldebaran pukul 10.00, tiba di Andromeda pukul 20.00. Ketika berangkat A
berkata : Sekarang pukul 06.00 saya menuju Mars. Saat itu B-C-D di tempat
masing-masing berkata : Sekarang pukul
0.600, A berangkat dari Bumi. Ketika tiba di Mars, mereka sama-sama
berkata : Sekarang pukul 07.00, A tiba di Mars. Ketika tiba di Aldebaran,
mereka sama-sama berkata : Sekarang pukul 10 A tiba di Aldebaran. Ketika tiba
di Andromeda, mereka sama-sama berkata : Sekarang pukul 20.00, A tiba di
Andromeda.
Dengan
system waktu yang sama, semua orang di mana pun mereka berada, punya angka
waktu yang sama bersamaan. Ketika berkata : Sekarang saya di sini, semua orang
berkata : sekarang saya di sini (di tempat masing-masing). Sekarang di sana
hanya dikatakan orang lain terhadap kita, atau oleh kita kepada orang lain.
Tadi di sini atau tadi di sana adalah waktu lampau yang telah dijalani semua
orang. Maka jelaslah, semua orang di mana pun mereka berada terkurung oleh
waktu sekarang. Waktu sekarang berlaku sejak ukuran nano detik (1 nano detik
sebelum dan sesudahnya adalah waktu
lampau dan waktu akan datang).
Kata
di sini dan di sana bukan pernyataan waktu, tetapi pernyataan ruang : di Bumi,
di Mars, di Aldebaran, di Andromeda. Contoh ketika A berangkat pukul 06.00 dia
berkata : pukul 07.00 nanti saya tiba di Mars, pukul 10.00 nanti saya tiba di
Aldebaran, dan sekarang pukul 20.00 saya di sini di Andromeda. Pernyataan
nanti, tadi, dan sekarang akan sama bagi B-C-D ketika A berangkat dari Bumi,
bila mereka jadi pengamat. Artinya, semu kita yang tinggal di system mana pun
di alamfana, hidup dalam kurungan waktu sekarang.
Suatu
kenyataan yang tidak terbantah, sehingga perjalanan ke masa lalu dan ke masa
depan mustahil terjadi. Sebab waktu sekarang berlangsung di mana-mana pada detik yang sama. Sebaliknya, kurungan
waktu sekarang memungkinkan terjadinya perjalanan menembus ruang yang jaraknya
tanpa batas dalam waktu 1 detik, bila benda atau orang bergerak dalam kecepatan
cahaya. Inilah rahasia isro’ para rosul dari jaman ke jaman.
Asas
pengurungan adalah istilah kami untuk membedakan dengan gagasan pengurungan
sebagai aturan main yang disepakati dalam menafsirkan teori-teori fisika.
Setiap teori yang ke luar dari alamraya Einstein seperti kosmologi Isaac Newton
, kuantum Max Plack, gelombang nisbi Paul Dirac harus ditolak. Mengomentari
kesepakatan itu, Rom Harre dalam Philosophy of Science menyatakan : Pada
umumnya orang berpendapat bahwa para filsuf memikirkan masalah-masalah yang
sangat umum dan sangat dalam. Tetapi sebenarnya dewasa ini pemikiran mereka
telah bergeser kepada masalah yang lebih sederhana dibandingkan dengan
penelitian masa lalu. Tidak satupun dari mereka yang menulis dalam keluasan alamraya, manusia dan Tuhan.
Misalnya masalah-masalah konsep tentang ruang dan waktu yang telah ditampilkan
dalam teori-teori kenisbian.
Einstein
perumus perjalanan ruang waktu. Tetapi hingga akhir hayatnya dia tidak tahu apa
sebenarnya yang disebut waktu. Padahal persamaannya jelas menunjukkan waktu
adalah gerakan dalam kecepatan cahaya. Tetapi tentu saja bukan cahaya, karena
cahaya terdiri dari zarah-zarah (vector). Yang jelas, waktu adalah gerakan
sesuatu. Kecepatan cahaya adalah gerakan tertinggi dalam ruangwaktu dan waktu
adalah gerakan tertinggi dalam ruangwaktu. Gerakan tertinggi dalam ruangwaktu
adalah medan skalar (ruang = tidak mengarah) ruangwaktu. Dengan kata lain, waktu adalah pusingan ruang dalam kecepatan cahaya.
Dengan
demikian jelaslah, kalau Einstein tidak mengetahui arti waktu, karena alamraya
Einstein adalah ruang bermasa tanpa
gerakan. Gerakan ruang dalam alamraya Einstein ditimbulkan oleh massa
benda-benda pengisi ruang, yaitu gravitasi yang gerakannya mengarah (vector)
karena menarik ke pusat massa.
TEORI NEWTON-PLANCK-DIRAC
MERUPAKAN AKAR ILMU TEMUAN PARA ROSUL
Einstein
menyatakan, masa wujud menghasilkan gravitasi, membuat ruang melengkung di
sekelilingnya. Karena itu lengkung geometri = medan gravitasi. Gabungan
gravitasi benda-benda wujud menghasilkan pusat gravitasi bersama (barisenter)
yang letaknya di tempat kosong.
Dia
mencontohkan barisenter melalui 2-bintang yang saling mengorbit. Barisenternya
berada di tengah lingkaran orbit kedua bintangnya. Masing-masing bintangnya
menghasilkan lengkung-lengkung geometri. Itulah yang dimaksud gravitasi menghasilkan
gravitasi. Menurut Einstein, pada gravitasi tak terbatas Newton, gravitasi itu
tidak menghasilkan gravitasi.
Tetapi
mari kita ganti 2-bintang yang saling mengorbit tersebut dengan alamfana dan alamsyurga (2 ruang lonjong)
yang mengorbit barisenter. Ini diketahui dari jawaban Newton atas pertanyaan
pendeta Richard Bantley : Bagi alam tak terbatas mustahil semua bahannya
berkumpul dalam satu massa yang besar. Sebagian akan berkumpul jadi satu massa
(fana), dan sebagian lainnya pada massa yang lain (syurga ). Jawaban tersebut sesuai dengan aksioma
ruang Haussdorff yang menyatakan : Jika P1 dan P2 merupakan 2-tetangga dari titik p yang sama, maka ada tetangga P3
yang diisi dengan P1 dan P2.
Dalam
Qur’an hasil penelitian Rosul Muhammad menyatakan : Syurga (P1) dan Fana (P2)
adalah tetangga dari Sidrotil Muntaha
(titik p di P3 = barisenter di alam ruh) yang diisi rasafana dan
rasasyurga. Titik p di ruang P3 adalah lubang yang tak dapat ditemus yang di pusatnya ada termoniklir raksasa (Nuur
35). Itu berarti alamraya Newton adalah simetri alamsemesta (Fatihah 1-7) yang
telah dirumuskan Rosul Muhammad 14 abad yang silam. Dengan demikian jelaslah,
bukan teori Newton yang salah, tetapi Einstein dan kelompoknya yang memanipulasi kebenaran Alloh., itulah
tipudaya ilmuwan yang berpolitik.
Kenyataannya
alamraya Einstein adalah ruang lonjong (hanya alamfana) tanpa pasangan,
sehingga hanya ada satu massa. Ruangnya dilengkungkan gravitasi massa seluruh
rumpun galaksi. Tidak ada barisenter, sebab tidak punya antipode ( = bintang
pasangan). Buktinya ketika gravitasi Newton (gravitasi menyeluruh) dikembangkan
Friedmann, memberikan hasil yang sama dengan kenisbian Einstein, sehingga para
kosmologiwan kebingungan. Padahal jika tidak tergantung pada gagasan
pengurungan, masalahnya begitu mudah. Alam Newton adalah ruang bundar
(alamfana, alamsyurga dan alam ruh),
sementara alamraya Einstein hanya satu dari 3 dimensi ruang semesta
Newton, yang merupakan produk jadi (teknologi) dari evolusi penciptaan.
TETAPAN KOSMIS
HARUS LEBIH BESAR DARI NOL
Kehadiran tetapan
kosmis merupakan harga mati yang harus ada. Karena tanpa tetapan itu, usia
bintang tertua dinyatakan lebih tua beberapa miliar tahun dari usia alamraya,
itu merupakan hal yang mustahil, sebab bintang adalah salahsatu isi alamraya
ini. Dalam ketentuan kosmologi yang
tidak punya tetapan (hukum ) usia
alamraya hanya bergantung pada dua parameter, antara lain 1. Tetapan Hubble
sebagai tingkat pengembangan sekarang yang dapat diukur; 2. Nilai omega, yang
merupakan kepadatan massa alamfana. Dalam menghitung usia, alamfana dianggap
ruang tanpa massa (omega = 0). Karena tidak ada massa artinya tidak ada
gravitasi yang memperlambat gerakan ruang, sehingga alamraya mengembang pada
tingkat tetap.
Tetapi
kosmologi menunjukkan kecenderungan ruang untuk mengembang. Ia adalah tenaga
ruang kosong. Makin besar nilai tetapannya, makin besar ruang kosongnya dan
makin cepat mengembangkan alamfana, menciptakan ruang kosong lebih besar lagi
sekaligus membawa pada pengembngan lebih
cepat. Alam demikian disebut mengembang secara eksponensial. Jadi jika ada
tetapan kosmologi dalam alam, makin besar tetapannya, pengembangan alam harus
lebih lambat dari masa lalu (nisbi terhadap pengembangan sekarang), sehingga
usia alamfana mestinya lebih tua dari bintang-bintang tertua yang terlihat.
Kenyataannya, alamfana dengan tetapan kosmologi besar bisa mencapai dua kali
tetapan Hubble. Waktu Hubble kebalikan dari tetapan Hubble. Dengan kata lain,
makin besar tetapan Hubblenya, waktu Hubblenya makin pendek.
Tetapan
kosmologi model ledakan besar atau big
bang yang dipegang resmi para teoriwan adalah adalah pemompaan alamray
(inflation universe) Allan Guth. Ia menyatakan, alamraya mengembang dramatis
ketika usia belum 1detik (10ˉ³⁴ detik), mengembangkan ruang
demikian besar hingga jadi datar.
Dalam baku kosmologi berarti nilai omega = 1. Dengan nilai itu, alamfana terus
mengembang tetapi akan makin melambat karena ada pada batas mengembang selamanya atau akan mengerut lagi.
Karena
ruang kosong punya tenaga, tenaga itu berlaku sebagai massa. Itu sebabnya
tetapan kosmologi membuat alam datar meskipun nilai omeganya kurang dari 1.
Dalam kasus ini teori pemompaan meramalkan : omega dan lambda harus ditambahkan
hingga 1, dan lambda adalah tetapan kosmologi.
Tetapan
kosmologi mengembangkan ruang lebih cepat. Dengan demikian tetapan kosmologi
memecahkan dua masalah sekaligus : 1. Alamfana tidak lebih muda dari bintang
tertuanya; 2. Ia akan sejalan dengan teori pemompaan. Tetapan Hubble 75 membuat
omega = 0,15 dan lambda 0,85. Tetapan Hubble 50 yang dipegang banyak
kosmologiwan menghasilkan nilai omega =
0,29 sesuai hasil pengamatan. Tetapan Hubble 50 (lambda 0,79) menyatakan pula
usia alamraya sekarang adalah 15 milyar tahun.
Dengan
lengkung K = 0, alamraya Einstein akan mengembang selamanya, sehingga tidak
akan terjadi kiamat, dan tidak berlaku hukum sebab-akibat seperti yang
diterangkan Rosul Muhammad dalam Al-Qur’an.
EINSTEIN MENGUBUR
TEORI MAX PLANCK DAN PAUL DIRAC
Pada dasarnya
teori kenisbian umum Einstein merupakan pendangkalan tafsir ilmu (yang gaib),
menggantinya dengan tafsir teknologi (yang nyata). Persis seperti kepercayaan
agama-faham-politik yang mendangkalkan petunjuk ilmu
(Taurat-Zabur-Injil-Qur’an) para rosul sebagai
sabda suci Alloh yang sakral, dan menggantinya dengan
exodus-tripitaka-weda-bibble-hadits.
Dengan
membuang gaya lambda, alamfana menjadi
semesta alam mandiri dengan ruang paling lembutnya adalah dimensi
kecepatan cahaya. Artinya, alamraya Einstein adalah alam kasar dari 3-dimensi
alamsemesta(kasar-halus-lembut). Karena itu alam Newton, quantum Plack dan
gelombang nisbi Dirac yang mengungkap alam awal penciptaan di cermin-P (alam
ruh) disebut alam abstrak yang tidak berguna bagi kehidupan nyata. Itu
dikemukakan dalam makalah bersama Einstein-Podolsky-Rosen tahun 1935 dengan
judul Can Quantum-Mechanical Description
of Physical Reality be Considered complete?.
Dalam
makalah itu dinyatakan, teori bundel (quantum )
Planck tidak lengkap, karena tidak menggambarkan realitas nyata secara fisik.
Sebab sesungguhnya teori bundle Planck terjadi di luar alamfana (1mc²), yaitu
di cermin-P (2 mc²) sebagai batas alam ruh yang diterangkan dalam Al-Baqoroh
ayat 60 dan 74. Kebenarannya telah dibuktikan oleh mesin pemercepat zarah
melalui 3-arah lompatan bundle belakang-ke-depan, sisi-ke-sisi, dan turun-naik,
setelah Einstein meninggal. Dan 14 abad yang silam Rosul Muhammad telah
merumuskannya dalam Al-Qur’an dalam Al-Fatihah 1-7 (pola kisos disiplin ilmu =
sunah Muhammad). Sebab lompatan bundle tersebut berisi amanat-amanat Alloh dan
bangsa ruh serta janji makhluk wujud (Al-Mu’minuun 8).
Begitu
pula dengan persamaan gelombang nisbi Dirack. Kelompok Einstein menolak persamaan x = 0 dengan fungsi delta
tak terbatas, sebab ke luar dari gagasan pengurungan. Agar rumusannya memenuhi
selera Einstein, Dirac mengutak-atik rumus tersebut. Hasilnya persamaan x ≠0 (x
tidak sama dengan 0) dengan fungsi delta terbatas, baru diterima. Sebab rumus
itu hanya peralihan 3-dimensi ruang kasar-halus-lembut alamfana.
Padahal
hipotesis sensor langit Roger Penerose menyatakan. Semua kemanunggalan
diselubungi dari pandangan luar oleh ufuk peristiwa (event horizon), dan alam
berkomplot dalam segala cara untuk menghindarkan kemanunggalan itu terbuka.
Tetapi bila tenaga tambahan meningkatkan pusingan lebih cepat dari cahaya, ufuk
peristiwa itu akan lenyap, sehingga informasi dapat lepas. Semua kemanunggalan
yang tertutup ufuk peristiwa jadi terlihat dari dunia luar.
Kebenaran
hipotesis Penrose dibuktikan para rosul yang berhasil menembus alam lembut :
Malaikat dari syurga dapat menyaksikan kehidupan di alamfana (Al-Baqoroh 30),
dan para rosul bisa melihat syurga (Annajm 15). Sebab pusingan alamsyurga di atas
kecepatan cahaya. Artinya, gravitasi Newton, quantum Planck dan persamaan gelom
Dirac x = 0 adalah benar; yang salah justru tafsiran kenisbian Einstein.
Nasib
yang sama diterima alamraya Alexander
Friedmann yang menggunakan kurva (k).
Dia membuat 3- kemungkinan nasib alamfana : k =-1, k = 0, k = 1. Tetapi
kelompok Einstein hanya menghormati Friedmann atas rumusan k = 0, karena telah
memberi jalan pada Einstein sehingga dapat membuang gaya lambda lebih besar
dari 0. Begitulah cara politik menghargai orang (politik = tipudaya, kata kamus
Webster).
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa para pendiri agama dari jaman ke jaman
adalah penganut hukum politik Yahudi seperti Einstein dan kelompoknya. Untuk
menjadi kiblat anutan manusia, mereka menghalalkan cara dalam menentukan
kebenaran agamanya. Begitu pula dengan agama Islam. Untuk menjadi kiblat anutan
manusia. Andaikata agamawan-ulama tidak menganggap Al-Qur’an sebagai sabda suci
Alloh tetapi sebagai petunjuk ilmu rosul, sejarah ilmu pasti akan berkembang
pesat di unia islam. Al-Qur’an akan menjadi kiblat peradaban manusia. Para
penganutnya akan jadi para penemu unggul di segala bidang ilmu jauh sebelum
dunia barat mencapainya, sebab Al-Quran adalah satu-satunya petunjuk rosul
sebagai petunjuk kosmologi yang masih tersisa. Bukan sebaliknya dikecam orang
sebagai agama teroris yang ditakuti karena kebiadabannya (Muhammad 20).