Mengungkap Kesalahan Teori Evolusi Darwin
Sekitar 2000 tahun yang silam, Demokritus mengemukakan
gagasan bahan asal segala benda yang disebut atom (unsure paling kecil). Kata
“atom” diambil dari bahasa Yunani “atomos” nama cerita “tamu dari planet Mars”
sebagai kiasan yang mustahil.
Namun gagasan ini ternyata masih salah. Sebab melalui reaksi
nuklir, atom masih dapat dipecahkan menjadi electron negative yang mengitari
inti positif. Inti itu pun ternyata umumnya terdiri dari dua partikel, yaitu
proton positif dan netron yang netral. Bahkan melalui mesin pemercepat partikel
(particle accelerator) dapat diungkapkan bahwa proton dan netron juga
masing-masing diisi oleh tiga partikel dasar yang disebut quark.
Sebenarnya quark bukan partikel ujud, karena hingga sekarang
belum seorangpun fisikawan yang dapat melihatnya. Ia partikel gagasan yang anti
wujud. Kehadirannya hanya diketahui dari rasa yang ditimbulkannya. Karena itu
para fisikawan atom seringkali menyebut quark sebagai partikel rasa (plafour).
Bahkan tiga orang fisikawan partikel yang
telah mendapat hadiah nobel untuk penemuan quark juga, bukan karena mereka
telah menemukan partikelnya, namun hanya menemukan kepastian hadirnya rasa
quark tersebut tahun 1990.
Setelah penemuan partikel rasa, maka atom tidak lagi disebut
partikel dasar, melainkan sebagai balok dasar pembangun benda.
Bicara tentang Kesalahan Teori Evolusi Darwin, Kami akan
mengungkapnya dengan teori Persamaan
Gelombang Relatifitas (Relativistic Wafe Equation) Paul Dirac yang dirumuskan
pada tahun 1930, dan menurut kami hingga saat ini merupakan persamaan paling
lengkap, karena merupakan gabungan dari teori Quantum Max Plank (alam mikro)
dan teori relativitas Einstein (alam makro). Inilah teori yang tengah dicari
para kosmologiwan dewasa ini, ia adalah teori geometri quantum (quantum-geometry).
Melalui persamaan Dirac yaitu x = 0 yang merupakan peralihan tiga dimensi ruang menghasilkan
satu ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus tiga dimensi.
Dirak menyebutkan apa yang disebut ruang kosong sesungguhnya
tidak kosong samasekali, melainkan merupakan lautan patikel dalam keadaan
negatef yang jenuh. Tetapi bila partikel negative tertingginya mendapat
tambahan tenaga yang cukup, ia akan meloncat ke ujud tampak dengan
meninggalkan lubang bermasa tepat sama namun dengan muatan berlawanan. Persamaan
ini membawa kepada penciptaan pasangan-pasangan dan penghancurannya, yang
mematuhi hukum-hukum dasar fisika.
Yang muncul ke ujud tampak adalah tiga partikel rasa
berpasangan dengan lubangnya. Munculnya partikel rasa ke ujud tampak karena
melanggar cermin T. Cermin ini adalah gaya tolak kosmis Newton. Dalam
relatifitas Einstein dikenal sebagai tetapan kosmologi lambda.
Pelanggaran cermin-T ini dalam kosmologi dikenal sebagai
ledakan besar (Big Bang). Ia adalah awal hadirnya alamraya kita. Terjadi sekitar
detik dari omega minus, sebagai permulaan
ruang-waktu-bahan. Para fisikawan percaya bahwa saat ini gaya electromagnet,
gaya nuklir lemah, serta gaya nuklir kuat dalam keadaan manunggal yamg disebut
kekuatan maha (superforce). Ini adalah keadaan yang terjangkau teori.
Tetapi mereka masih dapat meramalkan lebih jauh bahwa medan
gravitasi juga merupakan bagian dari kekuatan-maha tersebut. Namun gravitasi
memisahkan diri sebagai kekuatan pengimbang pada sekitar
detik dari ledakkan besar. Dalam hal ini kami
berpendapat lain. Yang memecah pada
detik itu bukan gravitasi, melainkan
antigravitasi. Sebab menurut teori pemompaan alamraya (inflation universe)
gagasan Alan Guth melalui tafsir persamaan Dirac, ia adalah dimensi ketiga alam
negative menjadi pasangan gaya nuklirkuat yang meloncat ke ujud tampak.
Partikel rasa (quark) dalam keastuan khusus tiga dimensi karena
pengaruh timbal-balik tiga dimensi anti quark dalam medan anti listrik lemah,
sehingga melanggar kemanunggalan (singularity) yang menurut Dirac berpusing
dengan kecepatan setidaknya
.
Nuklir kuat adalah tenaga sisi pengikat quark. Ia adalah gaya tolak kosmis yang
memompa pembengkakan ruangwaktu dan menjadi medanskalar alamraya. Bukti
penelitian satelit COBE terhadap riak-riak ledakan besar menyatakan bahwa tori
pemompaan adalah benar. Ia membentuk simetri dengan listrik lemah sebagai gaya
vector.
Akibat pengaruh timbal-balik antara medan scalar dan gaya vector
ini, partikel-partikel muncul dengan cepat dari kehampaan, pada usia alamraya
detik lalu pada usia
terjadi pemecahan simetri. Listriklemah pecah menjadi
gaya nuklirlemah dan gaya electromagnet. Pada usia
hingga
detik, quark dan anti quark berhenti saling
menghancurkan. Yang selamat bergabung dalam kelompok-tiga sebagai proton dan
netron.
Pada usia
(1/10.000) detik, terjadi penjeratan electron
dan positron, yang terus mengubah netron menjadi proton dan sebaliknya. Karena
untuk membuat netron memerlukan tenaga lebih besar dari membuat proton, maka
proses Ini menghasilkan jumlah proton lima kali lebih banyak dari netron. Pada
usia seperseratus detik, partikel-partikel bahan saling mempengaruhi dalam
keseimbangan panas. Usia ini adalah yang dapat dicapai oleh percobaan mesin
pemercepat partikel dewasa ini, sehingga kebenarannya diyakini.
Pada usia 1 detik, netrino yang tadinya giat mempengaruhi
partikel-partikel lain, mulai memisahkan diri dan pergi mengikuti jalannya
sendiri. Hal ini terjadi karena suhu telah jatuh hingga sekitar 10 milyar drajat.
Tenaga foton sudah terlalu kecil untuk dapat menghasilkan partikel-partikel
dengan mudah. Pada usia 100 detik, suhu telah jatuh hingga 1 milyar drajat,
sehingga proton dan netron dapat tinggal berdekatan cukup lama untuk diikat
oleh nuklirkuat menjadi inti-inti atom helium.
Saat ini alamraya tersusun dari 80% hydrogen dan 20% helium.
Hasil penelitian ini bukti terkuat untuk teori ledakkan besar.
Suatu saat hampir semua electron
dan positron (electron positif) bertubrukan saling menghancurkan dengan
membentuk foton-foton. Ini mengisyaratkan perubahan nilai ruang setempat dari
dimensi lembut ke dimensi halus. Foton-foton yang bergerak dalam kecepatan
cahaya, memisahkan diri dari partikel-partikel yang kurang cepat dari cahaya.
Suhu ruang terendah telah jatuh hingga 3000⁰. Elektron-elektron mulai bergabung
dengan inti membentuk atom-atom stabil. Peristiwa itu terjadi ketika usia alamraya 300.000 tahun.
Suhu rendah tersebut mengisyaratkan peristiwa penting lainnya
dalam sejarah alamraya. Foton-foton yang perbandingan jumlahnya semilyar kali proton dan netron, tidak lagi
dapat bergerak lurus terlalu jauh tanpa bertemu dengan electron. Elektron bebas
sangat baik dalam menghamburkan atau membelokkan arah foton. Akibatnya, setiap
foton harus bergerak zigzag dalam menembus ruang. Hasilnya alamraya kita
menjadi kedap berkabut.
Karena foton mulai
berangkat pada suhu ruang 3000⁰, sementara alamraya telah mengembang seribu
kali lebih luas, maka tingkat-tingkat tenaganya juga dikurangi oleh factor itu.
Hasilnya, ruang alamraya mulai digumpali bahan, dan hamparan ruangnya mulai
dibentangi medan gravitasi yang ditimbulkan oleh masa bahan tampak. Itu terjadi
pada batas tetapan G atau cermin-CP, atau batas pembalikan ruang halus ke ruang
kasar. Ketika cermin-CP dilanggar, membalikkan partikel halus dan lembut
menjadi partikel ujud tampak (cermin-CP adalah pembalikan ruang), sebagai
tetapan yang dirumuskan para fisikawan nuklir dari hasil percobaan
laboratorium. Peristiwa ini terjadi ketika alamraya berusia 1 milyar tahun,
yaitu saat mulainya pembentukan janin-janin galaksi.
Sekitar 5 milyar tahun yang silam, ketika alamraya berusia 10
milyar tahun, lahirlah sebuah bintang kuning di sisi luar pusaran spiral
salahsatu galaksi. Itulah Matahri. Lalu piringan bahan yang melorot dari
permukaannya dan bergerak mengitari Matahari, bergumpalan pula membentuk
bola-bola planet. Satu di antaranya, yang bergerak pada orbit ketiga, terus
memproses terjadinya beraneka ragam kehidupan, termasuk manusia, itulah Bumi
kita.
Perubahan bentuk
Mari kita lihat proses balik pembentukan benda misalnya batu, ia
ada di dimensi kasar. Batas bentangan medan gravitasi atau dimensi ruang kasar
adalah ketika pecahan batu menjadi tepung halus. Ketika butiran tepungnya kita
pecahkan lagi, kita membuat butiran itu melanggar cermin-CP, sehingga menjadi
tidak kasat mata, dan ketika dipecahkan terus menerus, akhirnya semua pecahan
batu itu menempati dimensi ruang lembut setelah melewati batas peralihan
dimensi ruang halus.
Pada dimensi ruang lembut, partikel-partikel pecahan batu
tersebut menyesuaikan diri dengan ruangnya. Karena itu mereka bergerak dalam
kecepatan cahaya. Tetapi karena kita ingin langsung membentuk atau menyusun
kembali menjadi gumpalan batu, maka partikel-partikel yang terbang serabutan
tadi kita punguti dan kita kumpulkan dalam bentuk gumpalan.
Kita tahu, proton dan netron berkumpul dikat oleh nuklirkuat
menjadi inti atom. Juga kita tahu, electron bergabung pada inti membentuk
atom-atom karena diikat gaya electromagnet. Kitapun tahu menggabungkan
atom-atom menjadi molekul-molekul. Maka mulailah kita menyusun tingkat-tingkat
gabungan itu. Tetapi ketika susunan itu membentuk benda, kita jadi heran. Karena
hasilnya bukan jenis batu yang kita pecahkan tadi (katakanlah batu cadas yang
tadi kita pecahkan), tetapi yang jadi adalah batu kali yang hitam keras.
Rupanya ada kesalahan dalam menggabungkan-gabungkannya.
Kemudian kembali kita kerja dari awal. Kali ini dengan
perhitungan yang lebih teliti. Tetapi ketika telah jadi, kembali gumpalan itu
bukan yang kita inginkan, melainkan menjadi gumpalan tanah kering. Berkali-kali
kita mengulangi penyusunan itu, namun hasilnya selalu berbeda: kalau tidak
terlalu keras ya terlalu lembek, terlalu liat, atau terlalu keropos dan
sebagainya. Atau bahlan kita menjadi sangat takjub ketika gumpalan itu
bergerak-gerak hidup, kemudian terbang.
Katakanlah anda seorang jenius berotak cemerlang. Misalnya anda
dapat membuat makhluk-makhluk hidup. Maka
anda merancangnya dengan membuat beberapa jenis makhluk dari tanah
seperti kera, singa, manusia. Dengan suatu cara, anda memasukan zat hidup pada
makhluk buatan itu. Sesuai dengan bentuknya: mata untuk melihat, hidung untuk
mencium, telinga untuk mendengar, tangan untuk memegang, kaki untuk berjalan.
Tetapi jangan terkejut jika singa senang memakan rumput, kera senang memakan
nasi, dan manusia senang memakan tikus. Atau singa dapat bicara, kera
menggeram-geram, dan manusia bercuit-cuit, serta banyak lagi prilaku lain yang
tidak sewajarnya dilakukan oleh makhluk buatan itu menurut ujudnya. Mengapa
demukian?
Sebab dalam merancang dan membentuk mereka, anda tidak mengikuti
proses evolusi mental tetapi hanya evolusi fisik. Anda tidak mengetahui kadar rasa,
pendengaran, penciuman, dan penglihatan, dan apalagi daya fikir ketiga makhluk
itu. Karena anda membuat fisik mereka dari tanah yang sama. Anda lupa,
terjadinya aneka ragam jenis tetumbuhan, binatang, benda mati seperti batu,
kaca, dan sebagainya, bukan setelah dalam ujud tampak, tetapi ketika mereka
masih berada pada ujud-lembut karena pengaruh gayanuklir lemah terhadap
balok-balok bahan dasar pembangunnya.
Penelitian laboratorium pemercepat patikel membuktikan,
sekalipun kelompok-tiga quark merupakan bahan dasar pembangun segala benda,
namun tanpa terjadinya pengaruh kelompok tiga lepton (satu di antaranya electron; dua yang lainnya muon dan tau), maka di alamraya ini hanya akan terjadi satu jenis benda.
Kadar pencampuran quark dan lepton itulah yang menghasilkan aneka ragam benda
dan makhluk hidup.
Dengan kata lain pembentukan segala jenis benda berlangsung pada
dimensi ruangwaktu lembut yang bersuhu sangat tinggi dalam bentuk riak-riak
gelombang. Kemudian pada suhu yang telah cukup dingin pada pusingan ruang
berkecepatan 150.000 km perdetik, terjadi pelanggaran terhadap cermin-CP, yang
merupakan pembalikan ujud halus ke ujud kasar dalam bentuk sudah stabil,
membentuk calon-calon jenis benda atau spesies (batu, kaca, kera, ular, manusia
dan sebagainya). Evolusi di alam kasar hanya
berlangsung pada pertumbuhan dan perkembangan jenis benda dan spesies
itu untuk kecacatan atau kelengkapan ujudnya.
Bila kita menanam biji jagung atau biji kacang, maka evolusi
bibit jagung akan tumbuh dan berkembang menjadi pohon jagung. Tidak mungkin
bibit jagung akan berevolusi menjadi pohon kacang atau sebaliknya. Yang mungkin
berbeda dengan bibit yang ditanamnya adalah ukuran dan rasanya, akibat tingkat
kesuburan dan jenis tanah tempat tumbuhnya.
Kajian perubahan bentuk ini dengan tegas menunjukan bahwa
penelitian evolusi benda dan segala makhluk hidup termasuk manusia, tidak dapat
dilakukan melalui fosil-fosil (dalam hal perkembangan peradaban manusia, juga
tidak dapat diselidiki melalui puing-puing bangunan atau produk teknologi).
Fosil-fosil dan puing-puing teknologi tersebut mungkin benar dalam menentukan
bentuk, jenis, corak, dan usianya.
Sedangkan untuk menentukan kebenaran evolusi, akan lebih tepat
jika penelitian dilakukan terhadap segi mental dan potensinya. Alasannya, evolusi berhubungan langsung dengan hukum
penciptaan pasangan-pasangan, yang menghasilkan dua kemungkinan akibat:
berkembang maju (lebih baik) atau mundur
(lebih buruk).
Dengan kata lain, penelitian terhadap fosil-fosil (produk
teknologi alam) dan puing-puing (produk tewknologi buatan) seperti yang
dilakukan para ilmuwan dan para naturalis selama ini adalah terhadap akibat hukum yang dianggap terus
berkembang maju, dan tidak pernah memperhitungkan menurun mundur. Padahal
keputusan hukum evolusi memiliki dua kemungkinan akibat. Hadirnya
spesies-spesies yang punah atau peradaban-peradaban yang runtuh, adalah akibat
ketidak mampuan mereka menyesuaikan diri (beradaptasi) terhadap hukum alam yang
berlaku.
Juga kajian perubahan bentuk yang menyesuaikan ini dengan tegas
menunjukkan bahwa, proses evolusi adalah hukum alam yang harus berlaku terhadap
segala jenis makhluk yang mengisinya, termasuk alamraya sendiri (Bumi,
Matahari, Bimasakti, Rumpun Galaksi, Maharumpungalksi dan sebagainya) . Ini
terjadi karena alam yang kita tinggali, mempunyai waktu, dan evolusi hanya
berlaku dalam waktu. Karena ada waktu, kita dapat memperhitungkan kejadian
kemarin (masa lalu) dan dapat memperhitungkan kejadian hari esok (masa datang).
Perhitungan dan ramalan itu didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman terhadap
peruubahan bentuk yang mengurut (gradasi) dan terjadi berulang-ulang.
Perubahan bentuk yang menyesuaikan terjadi karena pengaruh rasa
terhadap bahan. Pada makhluk hidup, pengaruh itu berlaku melalui indra terhadap
jasad. Indra-rasa-jasad adalah tiga kekuatan yang selalu mempengaruhi dalam
tiga proses : dimulai dari perencanaan (niat), pengaturan (kehendak nafsu dan
pertimbangan akal), dan pengawasan (hhkum). Hasilnya adalah pelaksanaan (akibat
sebagai bayangan cermin) dalam kesatuan khusus tiga-dimensi
(negative-netral-positif). Akibat ini sangat bergantung pada tanggapan nafsu
dan akal terhadap hukum pengawasannya. Ini adalah hukum evolusi rumusan Paul
Dirac melalui persamaan gelombang relatifitas x= 0 dengan fungsi delta
(peralihan) tak terbatas.
Karena segala jenis spesies yang hadir di alam kasar atau alam-ujud
tampak merupakan akibat hukum atau produk jadi (teknologi) yang sudah stabil,
maka evolusi yang berlangsung di alam ujud tampak adalah mandiri jenis spesies
yang bersangkutan. Spesies yang terlahir sebagai kera, simpanse, gorilla, akan
memberikan keturunan jenis mereka masing-masing. Munculnya tiga atau empat
jenis spesies yang sangat mirip dalam fosil-fosil kerangkanya, terjadi karena
perbedaan kadar kerumitan campuran balok bahan bangunan dasarnya, yang selalu
berlangsung dalam tiga tingkat jenis menurut dimensi alamnya.
Jenis Homo adalah bayangan cermin dari jenis Australopithecus.
Pada ukuran yang lebih besar, yaitu jenis mamalia, jenis Homo adalah bayangan
cermin dari binatang melata, binatang merangkak dan setengah berdiri, serta
jenis Australopithecus. Dalam ukuran potensi akalnya sesuai dengan kelengkapan
dirinya, jenis Homo 9 kali mamalia melata, 6 kali mamalia merangkak dan
setengah berdiri (simpanse, gorilla), 3
kali Australopithecus.
Kesimpulan
Evolusi adalah hukum yang harus berlaku pada alam dan segala
isinya, karena alamraya memiliki waktu. Waktu memproses segala sesuatu yang
terkurung di dalamnya (baca artikel: Gagasan pengurungan Einstein adalah teori
yang salah), dari masa lalu ke masa depan, mengikuti perubahan bentuk yang menyesuaikan.
Karena ada perubahan bentuk yang menyesuaikan, kita dapat menjejaki sejarah
peristiwa-peristiwa ke masa lalu, dan dapat meramalkan kemungkinan-kemungkinan
masa depan. Ini adalah evolusi pertumbuhan dan perkembangan teknologi (atau
produk jadi).
Sampel-sampel yang dikumpulkan Darwin adalah produk-jadi
teknologi itu. Sama seperti meja, kursi dan lemari sebagi produk jadi
teknologi. Kursi tidak berevolusi ke meja dan ke lemari meskipun dari bahan
yang sama. Mereka semua berevolusi menuju rusak dalam ujud masing-masing.
Perubahan bentuk yang
menyesuaikan setidaknya menghasilkan dua kemungkinan akibat: Menajak maju atau
menurun mundur. Kesalahan Darwin dan para ilmuwan dalam merumuskan teori
evolusi terletak pada anggapan bahwa evolusi tidak pernah menurun mundur,
melainkan terus menanjak maju. Anggapan ini membuat para peneliti sejarah
terkecoh oleh penampilan (Dicovering Homosapien/Etos/Kelompok Diskusi
cs67).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar