Senin, 06 Januari 2014

Teori Geometri Quantum

Mengungkap Kesalahan Teori Evolusi Darwin



Sekitar 2000 tahun yang silam, Demokritus mengemukakan gagasan bahan asal segala benda yang disebut atom (unsure paling kecil). Kata “atom” diambil dari bahasa Yunani “atomos” nama cerita “tamu dari planet Mars” sebagai kiasan yang mustahil.
Namun gagasan ini ternyata masih salah. Sebab melalui reaksi nuklir, atom masih dapat dipecahkan menjadi electron negative yang mengitari inti positif. Inti itu pun ternyata umumnya terdiri dari dua partikel, yaitu proton positif dan netron yang netral. Bahkan melalui mesin pemercepat partikel (particle accelerator) dapat diungkapkan bahwa proton dan netron juga masing-masing diisi oleh tiga partikel dasar yang disebut quark.
Sebenarnya quark bukan partikel ujud, karena hingga sekarang belum seorangpun fisikawan yang dapat melihatnya. Ia partikel gagasan yang anti wujud. Kehadirannya hanya diketahui dari rasa yang ditimbulkannya. Karena itu para fisikawan atom seringkali menyebut quark sebagai partikel rasa (plafour). Bahkan  tiga orang fisikawan partikel yang telah mendapat hadiah nobel untuk penemuan quark juga, bukan karena mereka telah menemukan partikelnya, namun hanya menemukan kepastian hadirnya rasa quark tersebut tahun 1990.
Setelah penemuan partikel rasa, maka atom tidak lagi disebut partikel dasar, melainkan sebagai balok dasar pembangun benda.
Bicara tentang Kesalahan Teori Evolusi Darwin, Kami akan mengungkapnya dengan teori  Persamaan Gelombang Relatifitas (Relativistic Wafe Equation) Paul Dirac yang dirumuskan pada tahun 1930, dan menurut kami hingga saat ini merupakan persamaan paling lengkap, karena merupakan gabungan dari teori Quantum Max Plank (alam mikro) dan teori relativitas Einstein (alam makro). Inilah teori yang tengah dicari para kosmologiwan dewasa ini, ia adalah teori geometri quantum (quantum-geometry).
Melalui persamaan Dirac yaitu x = 0 yang merupakan peralihan tiga dimensi ruang menghasilkan satu ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus tiga dimensi.
Dirak menyebutkan apa yang disebut ruang kosong sesungguhnya tidak kosong samasekali, melainkan merupakan lautan patikel dalam keadaan negatef yang jenuh. Tetapi bila partikel negative tertingginya mendapat tambahan tenaga yang cukup, ia akan meloncat ke ujud tampak dengan meninggalkan lubang bermasa tepat sama namun dengan muatan berlawanan. Persamaan ini membawa kepada penciptaan pasangan-pasangan dan penghancurannya, yang mematuhi hukum-hukum dasar fisika.
Yang muncul ke ujud tampak adalah tiga partikel rasa berpasangan dengan lubangnya. Munculnya partikel rasa ke ujud tampak karena melanggar cermin T. Cermin ini adalah gaya tolak kosmis Newton. Dalam relatifitas Einstein dikenal sebagai tetapan kosmologi lambda.
Pelanggaran cermin-T ini dalam kosmologi dikenal sebagai ledakan besar (Big Bang). Ia adalah awal hadirnya alamraya kita. Terjadi sekitar  detik dari omega minus, sebagai permulaan ruang-waktu-bahan. Para fisikawan percaya bahwa saat ini gaya electromagnet, gaya nuklir lemah, serta gaya nuklir kuat dalam keadaan manunggal yamg disebut kekuatan maha (superforce). Ini adalah keadaan yang terjangkau teori.
Tetapi mereka masih dapat meramalkan lebih jauh bahwa medan gravitasi juga merupakan bagian dari kekuatan-maha tersebut. Namun gravitasi memisahkan diri sebagai kekuatan pengimbang pada sekitar  detik dari ledakkan besar. Dalam hal ini kami berpendapat lain. Yang memecah pada  detik itu bukan gravitasi, melainkan antigravitasi. Sebab menurut teori pemompaan alamraya (inflation universe) gagasan Alan Guth melalui tafsir persamaan Dirac, ia adalah dimensi ketiga alam negative menjadi pasangan gaya nuklirkuat yang meloncat ke ujud tampak.
Partikel rasa (quark) dalam keastuan khusus tiga dimensi karena pengaruh timbal-balik tiga dimensi anti quark dalam medan anti listrik lemah, sehingga melanggar kemanunggalan (singularity) yang menurut Dirac berpusing dengan kecepatan setidaknya . Nuklir kuat adalah tenaga sisi pengikat quark. Ia adalah gaya tolak kosmis yang memompa pembengkakan ruangwaktu dan menjadi medanskalar alamraya. Bukti penelitian satelit COBE terhadap riak-riak ledakan besar menyatakan bahwa tori pemompaan adalah benar. Ia membentuk simetri dengan listrik lemah sebagai gaya vector.
Akibat pengaruh timbal-balik antara medan scalar dan gaya vector ini, partikel-partikel muncul dengan cepat dari kehampaan, pada usia alamraya  detik lalu pada usia  terjadi pemecahan simetri. Listriklemah pecah menjadi gaya nuklirlemah dan gaya electromagnet. Pada usia  hingga  detik, quark dan anti quark berhenti saling menghancurkan. Yang selamat bergabung dalam kelompok-tiga sebagai proton dan netron.
Pada usia  (1/10.000) detik, terjadi penjeratan electron dan positron, yang terus mengubah netron menjadi proton dan sebaliknya. Karena untuk membuat netron memerlukan tenaga lebih besar dari membuat proton, maka proses Ini menghasilkan jumlah proton lima kali lebih banyak dari netron. Pada usia seperseratus detik, partikel-partikel bahan saling mempengaruhi dalam keseimbangan panas. Usia ini adalah yang dapat dicapai oleh percobaan mesin pemercepat partikel dewasa ini, sehingga kebenarannya diyakini.
Pada usia 1 detik, netrino yang tadinya giat mempengaruhi partikel-partikel lain, mulai memisahkan diri dan pergi mengikuti jalannya sendiri. Hal ini terjadi karena suhu telah jatuh hingga sekitar 10 milyar drajat. Tenaga foton sudah terlalu kecil untuk dapat menghasilkan partikel-partikel dengan mudah. Pada usia 100 detik, suhu telah jatuh hingga 1 milyar drajat, sehingga proton dan netron dapat tinggal berdekatan cukup lama untuk diikat oleh nuklirkuat menjadi inti-inti atom helium.
Saat ini alamraya tersusun dari 80% hydrogen dan 20% helium. Hasil penelitian ini bukti terkuat untuk teori ledakkan besar.
Suatu saat hampir semua electron  dan positron (electron positif) bertubrukan saling menghancurkan dengan membentuk foton-foton. Ini mengisyaratkan perubahan nilai ruang setempat dari dimensi lembut ke dimensi halus. Foton-foton yang bergerak dalam kecepatan cahaya, memisahkan diri dari partikel-partikel yang kurang cepat dari cahaya. Suhu ruang terendah telah jatuh hingga 3000⁰. Elektron-elektron mulai bergabung dengan inti membentuk atom-atom stabil. Peristiwa itu terjadi  ketika usia alamraya 300.000 tahun.
Suhu rendah tersebut mengisyaratkan peristiwa penting lainnya dalam sejarah alamraya. Foton-foton yang perbandingan jumlahnya  semilyar kali proton dan netron, tidak lagi dapat bergerak lurus terlalu jauh tanpa bertemu dengan electron. Elektron bebas sangat baik dalam menghamburkan atau membelokkan arah foton. Akibatnya, setiap foton harus bergerak zigzag dalam menembus ruang. Hasilnya alamraya kita menjadi kedap berkabut.
 Karena foton mulai berangkat pada suhu ruang 3000⁰, sementara alamraya telah mengembang seribu kali lebih luas, maka tingkat-tingkat tenaganya juga dikurangi oleh factor itu. Hasilnya, ruang alamraya mulai digumpali bahan, dan hamparan ruangnya mulai dibentangi medan gravitasi yang ditimbulkan oleh masa bahan tampak. Itu terjadi pada batas tetapan G atau cermin-CP, atau batas pembalikan ruang halus ke ruang kasar. Ketika cermin-CP dilanggar, membalikkan partikel halus dan lembut menjadi partikel ujud tampak (cermin-CP adalah pembalikan ruang), sebagai tetapan yang dirumuskan para fisikawan nuklir dari hasil percobaan laboratorium. Peristiwa ini terjadi ketika alamraya berusia 1 milyar tahun, yaitu saat mulainya pembentukan janin-janin galaksi.
Sekitar 5 milyar tahun yang silam, ketika alamraya berusia 10 milyar tahun, lahirlah sebuah bintang kuning di sisi luar pusaran spiral salahsatu galaksi. Itulah Matahri. Lalu piringan bahan yang melorot dari permukaannya dan bergerak mengitari Matahari, bergumpalan pula membentuk bola-bola planet. Satu di antaranya, yang bergerak pada orbit ketiga, terus memproses terjadinya beraneka ragam kehidupan, termasuk manusia, itulah Bumi kita.
Perubahan bentuk
Mari kita lihat proses balik pembentukan benda misalnya batu, ia ada di dimensi kasar. Batas bentangan medan gravitasi atau dimensi ruang kasar adalah ketika pecahan batu menjadi tepung halus. Ketika butiran tepungnya kita pecahkan lagi, kita membuat butiran itu melanggar cermin-CP, sehingga menjadi tidak kasat mata, dan ketika dipecahkan terus menerus, akhirnya semua pecahan batu itu menempati dimensi ruang lembut setelah melewati batas peralihan dimensi ruang halus.
Pada dimensi ruang lembut, partikel-partikel pecahan batu tersebut menyesuaikan diri dengan ruangnya. Karena itu mereka bergerak dalam kecepatan cahaya. Tetapi karena kita ingin langsung membentuk atau menyusun kembali menjadi gumpalan batu, maka partikel-partikel yang terbang serabutan tadi kita punguti dan kita kumpulkan dalam bentuk gumpalan.
Kita tahu, proton dan netron berkumpul dikat oleh nuklirkuat menjadi inti atom. Juga kita tahu, electron bergabung pada inti membentuk atom-atom karena diikat gaya electromagnet. Kitapun tahu menggabungkan atom-atom menjadi molekul-molekul. Maka mulailah kita menyusun tingkat-tingkat gabungan itu. Tetapi ketika susunan itu membentuk benda, kita jadi heran. Karena hasilnya bukan jenis batu yang kita pecahkan tadi (katakanlah batu cadas yang tadi kita pecahkan), tetapi yang jadi adalah batu kali yang hitam keras. Rupanya ada kesalahan dalam menggabungkan-gabungkannya.
Kemudian kembali kita kerja dari awal. Kali ini dengan perhitungan yang lebih teliti. Tetapi ketika telah jadi, kembali gumpalan itu bukan yang kita inginkan, melainkan menjadi gumpalan tanah kering. Berkali-kali kita mengulangi penyusunan itu, namun hasilnya selalu berbeda: kalau tidak terlalu keras ya terlalu lembek, terlalu liat, atau terlalu keropos dan sebagainya. Atau bahlan kita menjadi sangat takjub ketika gumpalan itu bergerak-gerak hidup, kemudian terbang.
Katakanlah anda seorang jenius berotak cemerlang. Misalnya anda dapat membuat makhluk-makhluk hidup. Maka  anda merancangnya dengan membuat beberapa jenis makhluk dari tanah seperti kera, singa, manusia. Dengan suatu cara, anda memasukan zat hidup pada makhluk buatan itu. Sesuai dengan bentuknya: mata untuk melihat, hidung untuk mencium, telinga untuk mendengar, tangan untuk memegang, kaki untuk berjalan. Tetapi jangan terkejut jika singa senang memakan rumput, kera senang memakan nasi, dan manusia senang memakan tikus. Atau singa dapat bicara, kera menggeram-geram, dan manusia bercuit-cuit, serta banyak lagi prilaku lain yang tidak sewajarnya dilakukan oleh makhluk buatan itu menurut ujudnya. Mengapa demukian?
Sebab dalam merancang dan membentuk mereka, anda tidak mengikuti proses evolusi mental tetapi hanya evolusi fisik.  Anda tidak mengetahui kadar rasa, pendengaran, penciuman, dan penglihatan, dan apalagi daya fikir ketiga makhluk itu. Karena anda membuat fisik mereka dari tanah yang sama. Anda lupa, terjadinya aneka ragam jenis tetumbuhan, binatang, benda mati seperti batu, kaca, dan sebagainya, bukan setelah dalam ujud tampak, tetapi ketika mereka masih berada pada ujud-lembut karena pengaruh gayanuklir lemah terhadap balok-balok bahan dasar pembangunnya.
Penelitian laboratorium pemercepat patikel membuktikan, sekalipun kelompok-tiga quark merupakan bahan dasar pembangun segala benda, namun tanpa terjadinya pengaruh kelompok tiga lepton (satu di antaranya electron; dua yang lainnya muon dan tau), maka di alamraya ini hanya akan terjadi satu jenis benda. Kadar pencampuran quark dan lepton itulah yang menghasilkan aneka ragam benda dan makhluk hidup.
Dengan kata lain pembentukan segala jenis benda berlangsung pada dimensi ruangwaktu lembut yang bersuhu sangat tinggi dalam bentuk riak-riak gelombang. Kemudian pada suhu yang telah cukup dingin pada pusingan ruang berkecepatan 150.000 km perdetik, terjadi pelanggaran terhadap cermin-CP, yang merupakan pembalikan ujud halus ke ujud kasar dalam bentuk sudah stabil, membentuk calon-calon jenis benda atau spesies (batu, kaca, kera, ular, manusia dan sebagainya). Evolusi di alam kasar hanya  berlangsung pada pertumbuhan dan perkembangan jenis benda dan spesies itu untuk kecacatan atau kelengkapan ujudnya.
Bila kita menanam biji jagung atau biji kacang, maka evolusi bibit jagung akan tumbuh dan berkembang menjadi pohon jagung. Tidak mungkin bibit jagung akan berevolusi menjadi pohon kacang atau sebaliknya. Yang mungkin berbeda dengan bibit yang ditanamnya adalah ukuran dan rasanya, akibat tingkat kesuburan dan jenis tanah tempat tumbuhnya.
Kajian perubahan bentuk ini dengan tegas menunjukan bahwa penelitian evolusi benda dan segala makhluk hidup termasuk manusia, tidak dapat dilakukan melalui fosil-fosil (dalam hal perkembangan peradaban manusia, juga tidak dapat diselidiki melalui puing-puing bangunan atau produk teknologi). Fosil-fosil dan puing-puing teknologi tersebut mungkin benar dalam menentukan bentuk, jenis, corak, dan usianya.
Sedangkan untuk menentukan kebenaran evolusi, akan lebih tepat jika penelitian dilakukan terhadap segi mental dan potensinya. Alasannya,  evolusi berhubungan langsung dengan hukum penciptaan pasangan-pasangan, yang menghasilkan dua kemungkinan akibat: berkembang maju (lebih baik)  atau mundur (lebih buruk).
Dengan kata lain, penelitian terhadap fosil-fosil (produk teknologi alam) dan puing-puing (produk tewknologi buatan) seperti yang dilakukan para ilmuwan dan para naturalis selama ini adalah terhadap akibat hukum yang dianggap terus berkembang maju, dan tidak pernah memperhitungkan menurun mundur. Padahal keputusan hukum evolusi memiliki dua kemungkinan akibat. Hadirnya spesies-spesies yang punah atau peradaban-peradaban yang runtuh, adalah akibat ketidak mampuan mereka menyesuaikan diri (beradaptasi) terhadap hukum alam yang berlaku.
Juga kajian perubahan bentuk yang menyesuaikan ini dengan tegas menunjukkan bahwa, proses evolusi adalah hukum alam yang harus berlaku terhadap segala jenis makhluk yang mengisinya, termasuk alamraya sendiri (Bumi, Matahari, Bimasakti, Rumpun Galaksi, Maharumpungalksi dan sebagainya) . Ini terjadi karena alam yang kita tinggali, mempunyai waktu, dan evolusi hanya berlaku dalam waktu. Karena ada waktu, kita dapat memperhitungkan kejadian kemarin (masa lalu) dan dapat memperhitungkan kejadian hari esok (masa datang). Perhitungan dan ramalan itu didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman terhadap peruubahan bentuk yang mengurut (gradasi) dan terjadi berulang-ulang.
Perubahan bentuk yang menyesuaikan terjadi karena pengaruh rasa terhadap bahan. Pada makhluk hidup, pengaruh itu berlaku melalui indra terhadap jasad. Indra-rasa-jasad adalah tiga kekuatan yang selalu mempengaruhi dalam tiga proses : dimulai dari perencanaan (niat), pengaturan (kehendak nafsu dan pertimbangan akal), dan pengawasan (hhkum). Hasilnya adalah pelaksanaan (akibat sebagai bayangan cermin) dalam kesatuan khusus tiga-dimensi (negative-netral-positif). Akibat ini sangat bergantung pada tanggapan nafsu dan akal terhadap hukum pengawasannya. Ini adalah hukum evolusi rumusan Paul Dirac melalui persamaan gelombang relatifitas x= 0 dengan fungsi delta (peralihan) tak terbatas.
Karena segala jenis spesies yang hadir di alam kasar atau alam-ujud tampak merupakan akibat hukum atau produk jadi (teknologi) yang sudah stabil, maka evolusi yang berlangsung di alam ujud tampak adalah mandiri jenis spesies yang bersangkutan. Spesies yang terlahir sebagai kera, simpanse, gorilla, akan memberikan keturunan jenis mereka masing-masing. Munculnya tiga atau empat jenis spesies yang sangat mirip dalam fosil-fosil kerangkanya, terjadi karena perbedaan kadar kerumitan campuran balok bahan bangunan dasarnya, yang selalu berlangsung dalam tiga tingkat jenis menurut dimensi alamnya.
Jenis Homo adalah bayangan cermin dari jenis Australopithecus. Pada ukuran yang lebih besar, yaitu jenis mamalia, jenis Homo adalah bayangan cermin dari binatang melata, binatang merangkak dan setengah berdiri, serta jenis Australopithecus. Dalam ukuran potensi akalnya sesuai dengan kelengkapan dirinya, jenis Homo 9 kali mamalia melata, 6 kali mamalia merangkak dan setengah berdiri  (simpanse, gorilla), 3 kali Australopithecus.
Kesimpulan
Evolusi adalah hukum yang harus berlaku pada alam dan segala isinya, karena alamraya memiliki waktu. Waktu memproses segala sesuatu yang terkurung di dalamnya (baca artikel: Gagasan pengurungan Einstein adalah teori yang salah), dari masa lalu ke masa depan, mengikuti perubahan bentuk yang menyesuaikan. Karena ada perubahan bentuk yang menyesuaikan, kita dapat menjejaki sejarah peristiwa-peristiwa ke masa lalu, dan dapat meramalkan kemungkinan-kemungkinan masa depan. Ini adalah evolusi pertumbuhan dan perkembangan teknologi (atau produk jadi).
Sampel-sampel yang dikumpulkan Darwin adalah produk-jadi teknologi itu. Sama seperti meja, kursi dan lemari sebagi produk jadi teknologi. Kursi tidak berevolusi ke meja dan ke lemari meskipun dari bahan yang sama. Mereka semua berevolusi menuju rusak dalam ujud masing-masing.
 Perubahan bentuk yang menyesuaikan setidaknya menghasilkan dua kemungkinan akibat: Menajak maju atau menurun mundur. Kesalahan Darwin dan para ilmuwan dalam merumuskan teori evolusi terletak pada anggapan bahwa evolusi tidak pernah menurun mundur, melainkan terus menanjak maju. Anggapan ini membuat para peneliti sejarah terkecoh oleh penampilan (Dicovering Homosapien/Etos/Kelompok Diskusi cs67).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar