Al-Baqoroh 21-27
Tafsir 1e. Komponen Hukum dari Dimensi Akal
Bismillaahir Rohmaanir Rohiim = Dengan nama Alloh yang Pengasih-Penyayang
Ayat 21. Dari latarbelakang (ayat 01-05), gejala-tampak (ayat 06-10), data
ilmu (ayat 11-15), dan simpulan pemimpin (ayat 16-20), diperoleh rumusan
hukumnya sebagai berikut. Wahai manusia yang punya potensi otak paling tinggi!
Mengabdi kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang (generasi)
sebelum kamu sebagaimana janji fitroh kamu sendiri (Alfatihah 4-5). Karena alam
peragaan yang jadi kitab Alloh itu penuh kejanggalan untuk petunjuk jalan
lurus, maka kamu harus memanfaatkan potensi otak tinggimu membuka segala
rahasia alam dan hukum-hukum yang diberlakukan Alloh pada alam itu, agar kamu jadi
makhluk takwa (patuh kepada Akal dan kepada Hukum Akal yang dibangunnya).
Ayat 22. Alloh itu Akal dan Tuhan Alloh sebagai Hukum Moral (Alfatihah)
adalah Hukum Akal. Baik Akal maupun Hukum Akal tidak bisa menerima
kebenaran-kepercayaan tidak masuk akal. Karena itu Dia menciptakan ruang
(langit) dan segala benda (bumi) pengisinya dengan ilmu yang berlangsung
dalam proses evolusi perubahan bentuk mengurut sinambung dari bahan hingga jadi
benda-peristiwa dan dari sebab ke akibat. Proses evolusi memberi alasan-alasan
mengapa sesuatu terjadi, bagaimana terjadinya, siapa penciptanya, dari bahan
apa dibuatnya, apa unsur-unsur perusaknya, dan bagaimana nasib akhirnya. Dengan
demikian, bila proses evolusinya dijejaki mundur ke belakang dan maju ke depan,
seluruh penciptaan akan bisa dijelaskan akal dengan alasan-alasan ilmu yang
benar.
Melalui proses evolusi itu Tuhan
Alloh (Hukum Akal) menjadikan Bumi dan planet-planet lainnya sebagai
hamparan tempat tinggal bagi kamu manusia, dan ruang angkasanya berupa langit
sebagai atap. Dan melalui penguapan air laut, Tuhan Alloh membentuk awan-awan yang
berarak ke daratan karena ditiup angin, dan menurunkan hujan dari awan yang
berarak di langit itu. Lalu melalui hujan itu tumbuh berbagai jenis tanaman dan
buah-buahan sebagai rizki bagimu. Karena itu jangan kamu mengadakan sekutu-sekutu
bagi Alloh, padahal kamu mengetahui Alloh itu Akal yang tidak bisa menerima
kebenaran-kepercayaan tidak masuk akal.
Ayat 23. Dan kalau kamu para penganut kebenaran pragmatis agama dan
kebenaran konsistensi politik merasa ragu-ragu (dalam keraguan) tentang kebenaran
isi Taurot-Zabur-Injil-Qur’an sebagai buku petunjuk ilmu dan hukum Alloh yang
kami turunkan kepada hamba (pengabdi) kami para rosul, buat satu surat
yang semisal ayat-ayat petunjuknya itu yang mengandung alasan-alasan ilmu, dan
ajak penolong-penolong kamu para penyair dan tukang sihir yang bukan penganut
kebenaran Akal (Alloh), kalau kamu memang orang-orang yang benar.
Ayat 24. Kalau kamu
tidak dapat membuat surat petunjuk ilmu itu, dan kami hukum-hukum ruang dapat
memastikan, kamu para penganut kebenaran agama-politik yang tidak pernah
melakukan penelitian terhadap alam dan kebenaran hukum-hukum anutanmu, tidak
akan mampu membuatnya. Karena itu pelihara dirimu dari perbuatan
dusta-salah-buruk-jahat-takadil dalam hidupmu agar kami hukum–hukum ruang tidak
melontarkan kamu ke dalam neraka di hari berbangkit, yang suluhnya manusia-jin-setan
(makhluk otak tinggi) penolak akal dan segala benda mati termasuk benda
sembahan. Sebab neraka hasil evolusi alam fana pembangkang itu disediakan untuk tempat
pulang para pembangkang (orang kafir).
Ayat 25. Lalu sampaikan berita gembira kepada mereka yang beriman (penganut
kebenaran akal) dan dalam hidupnya selalu berbuat baik. Bahwa bagi mereka di
hari berbangkit disediakan syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya. Setiap mereka diberi rizki buah-buahan (pengetahuan teknologi
penciptaan berupa alam peragaan dan benda-benda langit pengisinya) dalam syurga
itu mereka mengatakan: ‘Alam peragaan berupa teknologi penciptaan ini adalah
rizki akal pemberian Akal, sama seperti yang kita terima dahulu di kehidupan Fana’.
Dan mereka diberi panorama alam Syurga yang indah dan buah-buahan (benda-benda
langit) yang serupa. Selain itu di alam Syurga (di dalamnya) ada jodoh
(pasangan-pasangan hidup) yang suci dari nafsu syahwat-angkara untuk mereka,
dan mereka semua hidup kekal di alam Syurga itu, karena tidak memuaskan nafsu
syahwat-angkaranya.
Ayat 26. Sesungguhnya Alloh
tidak malu membuat perumpamaan penciptaan pada ukuran kecil berupa nyamuk
bahkan yang lebih kecil dari nyamuk itu. Sebab penciptaan alam ini berlaku homogen-isotrop
(serbasama-serbaserupa) mulai dari ukuran terbesar (alam
ruh-syurga-fana) hingga alam atom (netron-proton-elektron) yang terkecil bahkan
alam zarah gaung quark (rasa) sebagai bahan, semuanya diciptakan dalam persamaan
gelombang nisbi (relativistic wave equation) kaaf-Haa-yaa-ain-shood (x = 0
dengan fungsi delta tak terbatas), dan membangun segala sesuatu dalam
pasangan akhir alif-laam-miim (negatif-nol-positif). Adapun orang-orang
beriman (para penganut kebenaran akal), mereka yakin perumpamaan penciptaan
itu memang benar dari Tuhan (Hukum) mereka.
Tetapi mereka (para penganut
agama-politik) yang kafir-munafik kepada Akal mengatakan: ‘Bagaimana mungkin
(apa maksud) Alloh menjadikan nyamuk dan makhluk yang lebih kecil dari nyamuk
ini sebagai perumpamaan bagi penciptaan?’. Sebab sesungguhnya dengan bahasa
matematis penciptaan sebagai perumpamaan itu banyak orang (makhluk otak
tinggi) yang disesatkan dalam keimanannya, dan dengan memakai bahasa matematis penciptaan
sebagai perumpamaan itu banyak pula orang (penganut kebenaran akal) yang
diberinya petunjuk jalan lurus. Karena manusia makhluk otak tinggi, kalau
memegang kebenaran akal, tidak mungkin ada yang akan disesatkan Alloh (Akal).
Sebab
akal itu tali penghubung dirinya dengan Alloh, kecuali orang-orang fasik (yang menolak
kebenaran akal).
Ayat 27. Orang-orang fasik
adalah mereka yang melanggar perjanjian Alloh (Akal) sesudah perjanjian
itu teguh diucapkan dalam janjinya di alam fitroh (bacaan subuh = Alfatihah
4-5, Alisro 78). Karena Alloh itu Akal, berarti para penganut kebenaran akal
memegang tali penghubung dirinya dengan Alloh, sehingga penganut kebenaran agama-politik
yang menolak kebenaran akal berarti memutuskan tali itu yang diperintahkan
Alloh untuk menghubungkannya. Karena Akal itu moral, maka dengan
menolak akal berarti mereka menolak moral, sehingga dalam perjalanan hidupnya
mereka menghalalkan cara dengan perilaku dusta-salah-buruk-jahat-takadil, yang
pasti akan selalu membuat kerusakan di muka Bumi dan saling berbunuhan (Baqoroh
30). Mereka para penganut agama-politik penolak kebenaran akal itulah orang-orang
yang rugi menurut pandangan (di sisi) Alloh.
Tanggapan Mahmud, Cimenyan,
Kab. Bandung, Jawa Barat.
Mahmud: “Saya juga pembaca
setia surat Anda ke DPR, dan saya terkejut karena pada tafsir 1c Anda
mengungkapkan ayat 01-15 adalah rumusan The Theory of Truth. Ayat 01-05
penganut kebenaran akal (korespondensi) yang takwa-beriman, ayat 06-10
penganut kebenaran agama (pragmatis) yang kafir, dan ayat 11-15 penganut
kebenaran politik (konsistensi) yang munafik. Artinya, sejak
14 abad silam Rosul Muhammad sudah merumuskan tiga jenis kebenaran yang dianut
manusia. Ketika direnungkan, petunjuk awal Qur’an itu memang paling
utama. Sebab segala peristiwa kehidupan manusia di Bumi tidak bisa lepas dari perilaku-perbuatan
penganut 3-jenis kebenaran itu. Yang lebih mengejutkan lagi, menurut rumusan
Rosul Muhammad ternyata penganut agama orang kafir dan penganut politik orang
munafik, sehingga mustahil dia akan menganut agama-politik Islam. Dari
sini jelas sekali, arti ummi bukan bodoh, tetapi tidak menganut kebenaran agama-politik.
Pada jawaban akhir tafsir
1c Anda menyatakan bahwa Alfatihah 1-7 dan Albaqoroh 01-15 itu adalah rumus penciptaan
dari persamaan gelombang nisbi (relativistic wafe equation) Paul Dirac x
= 0 dengan fungsi delta tak terbatas, sebagai rumus penciptaan semesta alam:
Peralihan 3-dimensi ruang kasar-halus-lembut (Arofah-Muzdalifah-Mina)
menghasilkan 1-ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus 3-dimensi hukum-akal-rasa
(tawaf-sa’i-mina) yang dirumuskan Rosul Muhammad dalam upacara haji dengan
persamaan gelombang nisbi kaaf-Haa-yaa-ain-shood, dan
dikemukakan pula pada ayat 26. Rumus persamaan kaaf-Haa-yaa-ain-shood itu saya
temukan pada Surat Maryam 1 seperti dikatakan penanggap tafsir 1d. Ada beberapa
pertanyaan yang ingin saya ajukan.
Pertama. Karena Rosul Muhammad bukan penganut agama-politik Islam,
apa ada ayat penguatnya?
Kedua. 1) saya minta tafsir yang menceritakan Siti Maryam
menciptakan Almasih Isa; 2) pada jawaban akhir di 1d Anda menyatakan Maryam
adalah rosul, apa ada ayat Qur’an yang menguatkannya?.
Ketiga. Pada ayat 25 Anda menafsirkan rizki buah-buahan sebagai
pengetahuan teknologi penciptaan berupa alam peragaan dan benda-benda langit
pengisinya. Apa alasannya?.
Keempat. Pada ayat 26 Anda menafsirkan semesta alam yang diciptakan
Alloh hanya alam ruh, alam syurga, dan alam fana, dan itu berlaku homogen-isotrop (serbasama-serbaserupa) hingga
zarah atom yang terkecil. Pertanyaannya:
1) bagaimana
Anda menjelaskan pertanyaan orang-orang kafir sehingga mereka jadi sesat jalan?;
2) karena yang diciptakan Alloh hanya 3-alam
(Ruh-Syurga-Fana), lalu di mana adanya Neraka?;
3) bukankah kata para ulama Islam, ketika
isro-miroj Nabi Muhammad melihat Syurga dan menyaksikan orang-orang yang sedang
disiksa dalam Neraka?.
Jawaban
Sandie: “Pertama.
Qur’an adalah buku petunjuk kosmologi rumusan Rosul Muhammad. Dengan merumuskan
The Theory of Truth (teori tentang kebenaran), tentu saja mustahil Rosul
Muhammad akan menganut agama yang kafir dan politik yang munafik. Ayat
penguatnya adalah definisi keimanan (Baqoroh 62) dan definisi
kekafiran (Baqoroh 173) yang dirumuskan Rosul Muhammad sendiri.
Baqoroh 62 menyatakan,
penganut agama yang menyebut diri mu’min, yahudi, nasrani, dan penganut politik
(shobiin = kaum liberal) bukan batasan keimanan. Karena yang beriman itu
penganut kebenaran akal, penegak hukum akal, dan yang selalu berbuat bajik.
Baqoroh 173 menyatakan, Alloh mengkafirkan (mengharamkan) penyembahan mayat
(jasad-benda-patung-ka’bah), memeras-menumpahkan darah
(menindas-mengusir-menganiaya-membunuh, memuaskan nafsu
syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad (makan daging babi), dan menganut hukum
agama-politik yang tidak ditetapkan Alloh..
Kedua.
Jawaban 1. Pada Ali Imron 59 Rosul Muhammad menyatakan: ‘Sesungguhnya misal
penciptaan Isa oleh Maryam menurut hukum (di sisi) Alloh seperti penciptaan
Adam (dan Hawa). Alloh menciptakan Adam dan Hawa dari tanah (bahan).
Kemudian Alloh berkata: ‘Jadi’, maka berlangsunglah proses evolusi penciptaan
Adam dan Hawa dalam perubahan bentuk mengurut sinambung dari bahan hingga jadi’.
Artinya, Maryam itu bukan
anak perempuan manusia yang diperisteri Alloh dan melahirkan Nabi Isa seperti
kepercayaan agama Nasrani (sebab isteri =
pasangan Alloh adalah alam semesta), tetapi Nabi Isa itu almasih
(manusia buatan) Maryam sendiri. Kisah Maryam menciptakan Nabi Isa diceritakan
dalam Surat Maryam 16-22. Cara Rosul Maryam menciptakan Nabi Isa sama seperti cara
Alloh menciptakan segala sesuatu termasuk Adam-Hawa dengan menggunakan rumus
kaaf-Haa-yaa-ain-shood. Kalau Alloh menumbukkan zathidup pembawa isterinya
(tenaga-tambahan = quark-tampan dan quark-cantik) kepada bahan, maka Maryam
menumbukkan bahan (DNA dirinya) kepada quark-tampan bawaan zathidup. Agar
jelas, saya cantumkan saja tafsir permukaannya.
“Maryam meninggalkan alam
manusia (keluarganya), menembus dimensi-dimensi ruangwaktu kasar-halus-lembut
(cermin-C-CP-T) hingga ke ufuknya (suatu tempat) di alam awal
penciptaan (sebelah timur = awal hari = cermin-P)(Maryam 16).
Dengan menembus
dimensi-dimensi ruangwaktu itu, Maryam telah mengadakan tabir penutup diri dan
lenyap dari alam manusia (keluarganya). Lalu dia menumbuk cermin-P
pembatas alam ruh seperti dilakukan Ibrohim dan Musa (Al-Baqoroh 60),
memunculkan 12 lompatan bundel quark bersuku-suku
(berkelompok-kelompok jenis makhluk) berisi zathidup (roh) utusan Hukum
(kami). Quark-quark itu berbentuk hologram. Satu diantaranya adalah quark-tampan.
Ketika Maryam menepuk bundel quark tampan itu, terjadi zoom, dan bundel
tersebut membesar menjelma dalam ujud manusia tampan sempurna (Maryam 17).
Maryam terpesona oleh
hologram lelaki itu. Maka dia melakukan dialog imajiner dengan hologram
tersebut: ‘Wahai hologram, sesungguhnya kamu telah mempesona hatiku. Maka aku
berlindung pada Hukum (Tuhan) yang mahasuci dari kekotoran rasa
(nafsu). Jika patuh pada Hukum, kamu jangan menggodaku. Sebab aku datang ke
sini bukan untuk berzina, tetapi akan melakukan percobaan ilmu menciptakan anak
lelaki setampan kamu (Maryam 18).
Hologram mengilhamkan
jawaban: ‘Sesungguhnya aku hanya satu dari demikian banyak hologram utusan Hukummu
(Tuhanmu) sebagaimana kamu lihat sendiri. Melalui aku, Tuhanmu yang pengasih
dapat memberimu anak lelaki yang suci setampan aku’ (Maryam 19).
Maryam bertanya:
‘Bagaimana caranya aku akan memperoleh anak? Padahal tidak seorang pun lelaki
bangsa manusia pernah menyentuh tubuhku. Sedangkan kamu hanya hologram, dan aku
bukan seorang pezina’ (Maryam 20).
Hologram memberi ilham:
‘Bukankah kamu telah mempelajari percobaan Ibrohim menghidupkan 4-burung yang
dibawanya dari alam kasar ke sini? (Baqoroh 259-260). Kalau Ibrohim
melakukannya dengan menumbukkan DNA (bahan) burung pada cermin-P (Baqoroh
73), maka kamu pun cukup memukulkan DNA-mu padaku. Begitulah caranya.
Selanjutnya roh suciku yang akan memprosesnya dan Tuhanmu (Hukum Akal)
akan mengevolusikan hingga jadi janin. Kemudian terserah kamu, apa yang akan
kamu lakukan pada janin itu’. (Maryam 2l).
Mengikuti ilham akalnya, Maryam pun
mencabut 3-helai rambutnya, lalu ditumbukkan pada hologram lelaki tampan di qoof
(cermin-P) itu. Maka berlangsunglah proses evolusi penciptaan mahacepat dari kaaf
ke Haa dan menumbuk yaa. Sekejap kemudian bundelnya meloncat
keluar dari cermin-P dalam ujud tampak. Mengikuti petunjuk Ibrohim, Maryam
menangkap bundel itu dan dibawa ke cermin-T di ‘ain untuk mempercepat
prosesnya. Setelah keluar dari cermin-T, Maryam membawanya lagi ke cermin-CP di
dood. Di situ dia melakukan rekayasa genetika pada hati dan otak janin.
Setelah beres, janin itu dimasukkan ke dalam kandungannya sendiri di shood
sebagai bayi tabung. Dia keluar dari cermin-C di roo’, kembali ke alam
kasar yang jauh dari lingkungan masyarakat, di sebuah oase sepi untuk menunggu
kelahiran bayinya (Maryam 22).
Ali Imron 62. Begitulah cara Maryam
melakukan percobaan ilmu menciptakan anaknya sendiri, almasih (manusia
buatan) Isa. Sesungguhnya yang diceritakan Qur’an ini adalah kisah yang
sebenarnya. Sebab hanya akal yang dapat menciptakan segala sesuatu dengan ilmu.
Dan tidak ada Hukum (Tuhan) lain yang mengevolusikan segala sesuatu dari
bahan hingga jadi benda teknologi dan dari sebab ke akibat dalam perubahan
bentuk mengurut sinambung kecuali Hukum Akal (Tuhan Alloh), sehingga
semuanya dapat dijelaskan akal dengan alasan-alasan ilmu yang benar.
Ali Imron 63. Isa itu almasih
(manusia buatan) ciptaan Maryam (ibunya) sendiri, yang caranya tidak berbeda
dengan cara Alloh menciptakan Adam dan Hawa (Ali Imron 59). Bedanya, kalau
Alloh menumbukkan tenaga-tambahan (quark-tampan dan quark-cantik) kepada
bahan, maka Maryam menumbukkan bahan (DNA-nya) kepada tenaga-tambahan.
Sedang kecerdasannya yang jenius dan moralnya yang pengasih-penyayang dibentuk
oleh Maryam sendiri dengan melakukan rekayasa genetika pada otak dan hati Isa
di alam halus ketika masih janin. Hasilnya, Isa jadi nabi sejak bayi karena
menemukan dan memahami bahasa ibunya, sehingga dapat bicara sejak lahir (Maryam
30).
Karena alasan itu, Muhammad
mengajak penganut agama Nasrani untuk hijrah kepercayaan. Kalau selama ini
mempercayai Maryam sebagai anak perempuan manusia yang terpilih jadi isteri
Alloh hingga melahirkan Isa sebagai anak Tuhan, buang kepercayaan mitos itu.
Sebab Alloh itu Akal, dan Akal adalah Moral Pengasih-Penyayang tanpa wujud,
sehingga tidak layak bagi Alloh mempunyai isteri dan anak dari manusia,
mengingat isteri (pasangan) Alloh
adalah alam semesta (Maryam 35).
Jika kemudian mereka menolak
hijrah kepercayaan (berpaling), dengan sendirinya mereka termasuk golongan
kafir. Kepercayaan itu sama dengan agama Islam yang menganggap ritual penyembahan
sebagai jalan menghapus dosa dan jaminan masuk Syurga, sehingga membuka peluang
besar kepada penganutnya untuk melakukan perbuatan
dusta-salah-buruk-jahat-takadil. Sebab sesungguhnya Alloh mengetahui, dampak
dari ritual penyembahan sebagai jalan mengampuni-menghapus dosa, membuat moral
jadi tidak berguna samasekali, sehingga akan membawa orang melakukan
berbagai kerusakan dan berbunuhan di muka Bumi (Baqoroh 30)”.
Dari tafsir itu jelas sekali,
Maryam adalah seorang rosul karena mampu menembus dimensi-dimensi ruang kasar-halus-lembut
hingga ke ufuknya seperti rosul lain. Bahkan dia rosul terunggul dari 5
rosul unggulan yang dalam Qur’an oleh Rosul Muhammad namanya diabadikan
pada surat-surat khusus: Hud, Yunus, Yusuf, Ibrohim, Maryam, karena Maryam
mampu menciptakan manusia sungguhan yang jenius.
Jawaban 2.1. Rosul adalah
orang yang tuntas penelitiannya dalam mencari Pencipta. Mereka menembus
dimensi-dimensi ruang kasar-halus-lembut hingga ke ufuknya. Dari cerita Maryam
16-22 jelas sekali. Untuk melakukan percobaan menciptakan Almasih Isa, Maryam
menembus dimensi-dimensi ruang hingga ke ufuk peritiwa itu yang berfungsi
sebagai layar komputer mahacanggih, sehingga dia juga seorang rosul. Karena
jabatan rosul diberikan bangsa malaikat atas nama Tuhan (Hukum) kepada
yang mampu menembus cermin-T (hukum pembalikan waktu = batas alam
malaikat).
Jawaban 2.2. Qur’an
disusun dalam bahasa puisi yang mematuhi kaidah bahasa-sastera
(nahwu-shorof) dan alasan-alasan diturunkannya ayat (intrinsik ayat =
asbabun nuzul ayat). Menurut kaidah bahasa-sastera, bila si Dadap sarjana hukum
ingin menuliskan namanya sebagai anak si Waru, maka bukan ditulis Dadap bin Waru SH,
tetapi harus ditulis Dadap SH bin Waru. Kalau Isa seorang rosul ingin
menyertakan nama Maryam ibunya, maka tulisannya harus Isa Rosul Alloh putera Maryam.
Karena itu bila pada An-Nisaa 157 dikatakan Isa putera Maryam Rosul Alloh, maka yang
rosulnya bukan Isa tetapi Maryam.
Ketiga.
Bangsa malaikat dan bangsa setan hidup kekal sepanjang alam Fana berlangsung
karena mereka tidak pernah makan-minum yang merusak jasad. Artinya, kalau di
alam malaikat saja yang ruangnya berpusing dalam kecepatan cahaya, makhluk sudah
tidak makan-minum, apalagi di alam Syurga yang pusingan ruangnya lebih cepat
dari cahaya dan kekal (tidak ada perusak jasad, dan tidak ada pemuasan nafsu
syahwat-angkara-pamrih-ambisi jasad). Karena itu istilah buah-buahan
(makanan, benda-benda) sebagai rizki bukan makanan jasad, tetapi pengetahuan
alam peragaan sebagai makanan akal.
Keempat. Cerita isro-mi’roj Nabi Muhammad yang sampai ke
Sidrotil Muntaha bertemu dengan Alloh, dan dalam perjalanannya melihat Syurga
dan menyaksikan orang-orang yang disiksa dalam Neraka adalah dongeng bohong
hadits orang kafir. Alasannya ada tiga:
1) Alloh itu Akal tanpa wujud, sehingga
mustahil ada rosul yang melihat-bertemu-bicara dengan Alloh. Asy-Syuuro 51:
Alloh tidak berkata-kata dengan manusia, kecuali dengan perantaraan wahyu
(ilham akal) atau dibalik tabir (gejala-tampak alam peragaan);
2) tidak ada rosul yang bisa masuk
ke alam ruh dengan menembus cermin-P hingga ke Sidrotil Muntaha (cermin-CPT),
sebab cermin-P itu tidak bisa ditembus makhluk wujud (lubang yang tak tembus,
An-Nuur 35). Karena itu cerita Nabi Muhammad melihat orang yang disiksa dalam
neraka adalah dongeng bohong rekayasa otak tinggi. Dalam Qur’an tidak ada
mi’roj, sebab isroo itu bergerak dalam bark = kecepatan cahaya.
3) hingga sekarang Neraka itu belum
ada (belum dinyalakan, Takwir 12), dan penghunian Syurga-Neraka baru
terjadi setelah kiamat di hari berbangkit, bukan sekarang.
Penciptaan alam dan seluruh isinya
berlangsung serbasama-serbaserupa (homogen isotrop) dari ukuran terbesar (alam semesta) yaitu alam
syurga (positif), alam ruh (nol), alam Fana (negatif) hingga
ukuran terkecil yaitu elektron (negatif), netron (nol), proton (positif),
bahkan hingga zarah gaung quark negatif-nol-positif. Dari pasangan tiga alam
itu amat jelas, Alloh tidak menciptakan Neraka. Sebab Alloh yang pengasih-penyayang,
mustahil akan menciptakan alam siksaan (Neraka). Neraka atau alam
siksaan itu adalah alam akibat yang diciptakan makhluk menurut pilihan langkah hidupnya
sendiri. Dalam kenyataannya, alam Fana adalah alam pembangkang Tuhan yang meloncat
ke ujud tampak.
Paul Dirac menyatakan, elektron yang
meloncat ke ujud-tampak akan jatuh cepat kembali ke lubang bekas meloncatnya.
Artinya, alam Fana (alif-laam-roo) yang meloncat ke ujud tampak dari
alam Ruh, pada regangan maksimum menjauhnya (pengembangan maksimum
menjauhnya), akan diseret
balik oleh gaya nuklirkuat (akan terjadi pembalikan ruangwaktu = kiamat)
masuk kembali ke alam Ruh bekas meloncatnya menjadi Neraka (alif-laam-miim-roo),
sehingga penghunian Neraka hanya akan terjadi di alam akibat nanti setelah
kiamat.
Ditafsirkan oleh S.Anwar
Effendie CS67
Tidak ada komentar:
Posting Komentar