Selasa, 31 Mei 2011

MENGUNGKAP KESALAHAN TEORI EVOLUSI DARWIN

Ketika Charles Darwin mengemukakan pendapatnya, bahwa manusia sebagai hasil evolusi dari gorilla atau mirip gorilla, banyak ilmuwan yang berusaha mempermasalahkannya. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Benarkah manusia berasal dari jenis kera ?

Sesungguhnyalah, sepanjang abad 19 para ilmuwan mulai melakukan penelitian, sebab teori yang dikemukakan Darwin demikian janggal. Mereka berkeyakinan, bahwa manusia tidak pernah berubah bentuk sejak penciptaan. Selain itu, mereka pun melihat bahwa keanekaragaman tetumbuhan dan binatang baru, dapat dihasilkan dari asal jenis terpilih. Karena semakin banyak fosil yang ditemukan, menunjukkan, banyak sekali binatang yang telah punah.
Yang pertama kali mengemukakan teori evolusi baru, sebelum Darwin adalah  Jean Baptise de Lamarck pada tahun 1809. Ia adalah seorang naturalis berkebangsaan Perancis. Lamarck berpendapat bahwa semua organisme mencapai kesempurnaan bentuk melalui perubahan. Dia menyatakan, akibat lingkungan pada tubuh cikal-bakal dapat diwariskan pada keturunannya. Proses itu disebut pewarisan ciri-ciri khas yang diperoleh. Teori Lamarck ini secara keseluruhan tidak diterima, karena bukti yang mendukungnya hanya sedikit.
Darwin sendiri melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia dengan menggunakan kapal yang bernama  Beagle sejak tahun 1831 hingga tahun 1836, untuk mempelajari sejarah alam dan mengumpulkan contoh-contoh fosil. Hasil dari pengalaman itu Darwin mengemukakan teori evolusi melalui pilihan alam. Dia mempertahankan pilihan alam berdasarkan tiga asas. Pertama, terdapat aneka ragam binatang atau tumbuhan dari jenis yang sama, tepat seperti bersaudara (perempuan dan lelaki dalam keluarga), yang ukuran, kekuatan dan warna rambut berbeda. Kedua, pada setiap generasi lebih banyak yang lahir dari pada yang hidup. Ketiga, individu-individu yang dapat menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan lingkungannya, melalui peninggalan ciri-ciri khas mereka ke generasi berikutnya. Ketika lingkungan berubah, secara perlahan-lahan bentuk kehidupan baru berkembang dari yang lama.
Kalau disimak secara teliti dalam memperkuat teorinya, dalam buku yang berjudul The Descent of Man (Turunan Manusia) Darwin beranggapan bahwa orang Indonesia (mungkin juga orang Malaysia) sebagai bangsa primitif yang mentalnya sama dengan gorilla atau kera yang tentu saja serakah dan tidak beradab.
Untuk lebih jelasnya, kita kutip kembali kata-kata Darwin dalam buku tersebut yang diterbitkan tahun 1871 : “No one, I presume, dubts that the large proportion which the size of man’s brain bears to his body, compared to the some proportion in the gorilla or orang, is closely connected with his mental powers“.
Gorilla or orang sengaja ditebalkan, karena memang itu yang kita komentari, dengan terjemahannya sebagai berikut :
“Saya kira tak seorangpun yang meragukan bahwa ukuran otak manusia  yang menunjang tubuhnya,  dibandingkan dengan bagian yang sama  pada gorilla atau orang, berhubungan erat dengan kekuatan mentalnya“.
Pada terjemahan, kata “gorilla atau orang“ dapat berarti “baik gorilla atau orang“ seperti hanya sebuah persamaan jenis pemilikan ukuran besar otak dan tubuh yang kebetulan. Persamaan yang kebetulan itu akan diartikan sama jika menggunakan kata “gorilla or man“. Dengan penunjukkan itu akan langsung berupa sebutan “gorilla atau man“, yang bagi orang berbahasa Inggris akan berarti “gorila adalah orang“.
Darwin telah memberi penilaian bahwa apa yang disebut orang adalah gorilla. Kita tahu, istilah orang hanya dipergunakan oleh bangsa Indonesia atau Malaysia, dengan kata lain, bangsa Indonesia dan Malaysia adalah gorilla. Di luar kedua bangsa tersebut tentu saja bukan gorilla, karena mereka tidak menyebut dirinya “orang“. Coba Anda renungkan kembali lebih seksama.
Jika penulis buku ini orang Indonesia, kata “orang“ , kemungkinan besar kesalahan penulis tidak menterjemahkan ke dalam bahasa buku yang ditulisnya. Tetapi Darwin bukan orang Indonesia, sehingga mustahil dia lupa menterjemahkan kata tersebut, mengingat bahasa sehari-hari yang dia pakai adalah bahasa Inggris, dan “orang“ adalah kata asing baginya. Dalam memperkuat teorinya, Darwin memang sengaja  memasukkan istilah yang tentunya tidak patut kita terima.
 Sementara Alfred Russel Wallace, Naturalis muda Inggris yang bekerja di Indonesia, secara terpisah mempunyai kesimpulan yang sama dengan Darwin. Menjelang diterbitkannya buku Darwin yang berjudul The Original of Species by Natural Selection tahun 1859, Wallace dan Darwin menyajikan makalah bersama  dalam topic itu.
Dalam makalah tersebut Darwin menyatakan : “Banyak dekali  keterangan-keterangan akan dikemukakan pada asal orang dan sejarahnya“. Kemudian Darwin dan para ilmuwan pendukungnya  atau paling tidak yang menerima gagasannya bekerja untuk memastikan kebenaran turunnya drajat manusia, bukan dari gorilla-gorila modern, tetapi dari nenek-moyang gorilla modern  dan orang.
Satu di antara pendukung teori Darwin  adalah Thomas Henry Huxley yang pada tahun 1864 menerbitkan buku yang berjudul Man’s Place in Nature. Di dalam buku itu, ia menjelaskan yang dilengkapi dengan gambar-gambar. Tubuh manusia lebih mirip tubuh gorilla modern. Dia berpendapat, jika pilhan alam diterima sebagai proses monyet yang beradaptasi ke gorilla, maka proses itu juga dapat berlaku pada manusia yang berkembang dari nenek moyang mirip gorilla.
Itulah barangkali intinya, ketika banyak orang menentang Teori Evolusi Darwin, sebenrnya hasil penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan sejak 40 tahun yang lalu sudah dapat memecahkan kesalahannya. Namun para ilmuwan belum bisa mengungkapkannya secara gamblang, karena penelitian mereka masih terpisah-pisah. Para biologiwan baru mengungkapkan satu segi kesalahan Darwin dalam perbandingan otak dan tubuh, para antropologiwan baru melihat matarantai yang terputus-putus. Sehingga jika Charles Drwin hidup kembali, boleh jadi dia akan tetap kukuh mempertahankan teorinya.
Evolusi                                                           
Proses evolusi  terjadi sejak makhluk berbentuk sel-sel yang disebut gamet. Makhluk hidup terbentuk dari sel-sel seks akibat percampuran jantan dan betina. Jantan dan betina ular akan mengevolusikan pertumbuhan ular. Sel jantan dan betina monyet, akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan monyet. Sel jantan dan betina manusia, akan menghasilkan  pertumbuhan dan perkembangan manusia.
 Para filsuf dan pakar sejarah barat, terutama yang hidup di abad 17 dan 18, mempersamakan aneka ragam bentuk kehidupan  pada jenjang. Setiap tingkat pada jenjang ditempati oleh bentuk kehidupan yang sama, dan setiap tingkat lebih tinggi melalui bentuk yang sedikit lebih rumit. Itu disebut ukuran alam, atau rantai kehidupan. Ia membentang dari mineral melalui bentuk-bentuk yang lebih rendah hingga manusia. Kera dan gorilla tegak rapat pada manusia. Tidak ada sangkalan dalam kesamaan bentuk tubuh. Tetapi kemampuan manusia berfikir dan memahami , terutama gagasan peradaban manusia, menjadi pembatas antara manusia yang beradab dan dunia binatang yang tidak beradab.
Pada kenyataannya, rantai kehidupan bukanlah rangkaian yang berevolusi. Sebab tidak ada hubungan langsung di antara tingkat-tingkat jenjang itu. Rantai kehidupan berarti mengungkapkan pola kehidupan, atau menurut Al-qur’an merupakan pola gagasan penciptaan. Artinya, aneka ragam bentuk kehidupan tidak berevolusi naik ke jenjang yang lebih tinggi dalam jenisnya. Sebagai contoh, kera akan tetap jadi kera, jambu kelutuk, tidak akan berevolusi menjadi jambu monyet. Pola gagasan penciptaan hanya berevolusi dalam potensi jiwani melalui pemanfaatan akalnya. Penelitian biologi menunjukkan bahwa potensi itu tetap pada jenjangnya ; potensi akal kera tiga kali lipat dari potensi binatang melata yang lain; dan potensi akal manusia enam kali potensi akal kera. Ketika ledakan potensi terjadi, perkembangan potensi itu meningkat dalam segala jenjang. Artinya, ketika potensi akal kera meningkat satu jenjang, maka potensi akal manusia juga meningkat satu jenjang, sehingga tidak ada perubahan perbandingannya. Tetap teori Charles Darwin memperlihatkan rantai kehidupan sebagai rangkaian yang berevolusi.
Darwin berpendapat bahwa proses evolusi akan berhenti setelah benda atau spesies menjadi ujud terbaik.             Ia dan pendukungnya lupa bahwa pada setiap periode jaman, semua jenis benda dan makhluk melata selalu hadir serempak. Jika teori Darwin benar, semua binatang merayap, setengah merangkak, setengah berdiri (misalnya kera setengah gorilla, sepertiga gorilla sampai gorilla yang hampir jadi manusia) harusnya hadir di jaman ini dan tetap berevolusi. Artinya, di jaman sekarang pun perubahan bentuk yang mengurut (gradasi) pada hewan-hewan yang belum mencapai wujud terbaik (berdiri) itu mestinya masih terus berlangsung. Misalnya perubahan mengurut jenis ular ke binatang yang merangkak, atau perubahan mengurut dari kera ke manusia atau yang lainnya. Sebab evolusi mereka belum mencapai wujud terbaik yaitu berdiri.
Kalau dilihat dari pemahaman mereka, kesalahan pokok Teori Evolusi Darwin adalah kekuarang fahaman tentang arti waktu. Padahal evolusi berhubungan langsung dengan waktu. Selama kita hidup dalam ruangwaktu, kita tidak akan berhenti berevolusi, karena evolusi adalah hukum waktu. Baik kita diam ataupun bergerak, waktu selalu terus berjalan. Selama kita berada dalam kurungan waktu, evolusi tidak akan pernah berhenti. Dengan kata lain, evolusi bisa berhenti bila kita keluar dari kurungan waktu. Selama kita hidup di alamfana, sekalipun kita diam sepanjang hidup, diri kita akan terus berubah. Awalnya menanjak, lalu menurun, sampai akhirnya menjadi tua dan mati.
Sementara alasan-alasan ilmu yang lebih lengkap dalam mengungkap kesalahan-kesalahan Teori Evolusi Darwin adalah hukum evolusi perubahan bentuk yang menyesuaikan sebagai hukum penciptaan segala sesuatu.
Evolusi penciptaan Alamraya
Awalnya atom dikenal sebagi bahan yang paling kecil, namun setelah adanya mesin pemercepat zarah, gagasan itu ditumbangkan. Melalui reaksi nuklir, atom masih dapat dipecahkan menjadi electron negatif yang mengitari inti positif. Inti itupun umumnya terdiri dari 2 zarah (partikel), yaitu proton positif dan netron yang netral. Bahkan melalui mesin pemercepat zarah (partice accelerator) dapat diungkapkan bahwa proton dan netron juga masing-masing masih diisi oleh tiga zarah dasar yang disebut quark.
Sebenarnya quark bukan zarah wujud, karena hingga kini belum sorangpun fisikawan zarah yang dapat melihatnya. Sebagai  zarah gagasan yang anti wujud, quark hanya diketahui kehadirannya dari rasa yang ditimbulkannya. Karena itu para fisikawan zarah seringkali menyebut quark sebagai zarah rasa (flavour). Bahkan tiga orang fisikawan zarah yang telah mendapatkan hadiah nobel untuk penemuan quark, bukan karena mereka telah menemukan zarahnya, tetapi mereka hanya menemukan kepastian hadirnya rasa quark tersebut tahun 1990.
Dengan ditemukannya zarah rasa ini, maka atom bukan lagi zarah dasar, tetapi sebagai balok dasar pembangun benda.
Untuk mengungkap kesalahan Teori Evolusi Darwin, kita harus mulai dari persamaan gelombang kenisbian (relativistic  wave equation) Paul Dirac. Sebab sampai saat ini rumusan Dirac ini merupakan persamaan yang paling lengkap. Persamaan ini merupakan gabungan dari teori bundle (quantum) Max Planck (alam mikro) dan teori kenisbian Einstein (alam makro). Rumusan ini merupakan teori geometri-bundel (quantum-geometry) yang kini tengah dicari para kosmologiwan, tetapi karena persamaan Dirac ini telah dibuang oleh Einstein dan kelompoknya, mereka tidak mau lagi meneliti lebih jauh. Sebenarnya, persamaan tersebut menggambarkan bahwa, akibat dari peralihan tiga tingkat dimensi ruang waktu, menghasilkan ruang bayangan cermin dalam kesatuan khusus tiga dimensi.
Dirac menyatakan, apa yang disebut ruang kosong sesungguhnya tidak kosong sama sekali, melainkan merupakan lautan zarah dalam keadaan negatif yang jenuh. Tetapi bila zarah negatif tertingginya mendapat tambahan tenaga yang cukup, ia akan meloncat ke wujud tampak dengan meninggalkan lubang bermassa tepat sama namun dengan muatan tepat berlawanan. Persamaan ini membawa kepada penciptaan pasangan-pasangan dan penghancurannya, yang mematuhi hukum-hukum dasar fisika.
Karena akan membahas tentang kesalahan teori Darwin, pembahasan akan dibatasi hanya pada perubahan bentuk yang menyesuaikan.  Dengan demikian, diawali dari yang muncul ke wujud tampak adalah tiga zarah rasa, berpasangan dengan lubangnya (antizarahnya). Munculnya zarah rasa ke wujud tampak karena melanggar cermin-T. Cermin ini adalah gaya-tolak kosmis Newton. Yang dalam kenisbian umum Einstein dikenal dengan nama tetapan kosmologi lambda (Λ).
Pelanggaran cermin-T ini dalam kosmologi dikenal sebagai Ledakan Besar (Big Bang). Ia merupakan awal hadirnya alamraya kita. Terjadi sekitar 10ˉ³ detik dari omega minus, sebagai permulaan ruang-waktu-bahan. Para fisikawan percaya bahwa saat itu gaya electromagnet, gaya nuklirlemah, serta gaya nuklir kuat dalam keadaan manunggal yang disebut kekuatan-maha (superforce). Ini adalah keadaan yang terjangkau teori.
Tetapi mereka masih dapat meramalkan lebih jauh bahwa medan gravitasi juga merupakan bagian dari kekuatan-maha tersebut. Mereka beranggapan bahwa gravitasi memisahkan diri sebagai kekuatan pengimbang pada sekitar 10ˉ³ detik dari ledakan besar. Tetapi  kami berpendapat lain, yang memcah pada 10ˉ³ detik itu bukan gravitasi melainkan antigravitasi. Sebab menurut teori pemompaan alamraya (inflation universe) gagasan Alan Guth melalui tafsir persamaan Dirac, ia adalah dimensi ketiga alam negatif menjadi pasangan gaya nuklirkuat yang meloncat ke wujud tampak.
Zarah rasa (quark) dalam kesatuan khusus tiga-dimensi muncul karena pengaruh timbal-balik tiga-dimensi antiquark dalam medan antilistriklemah, sehingga melanggar kemanunggalan (singularity) yang menurut Dirac berpusing setidaknya 2mc². Nuklirkuat adalah tenaga sisa pengikat quark. Ia adalah gaya-tolak kosmis yang memompa pembengkakan ruangwaktu dan menjadi medan skalar alamraya. Bukti penelitian satelit COBE tehadap “riak-riak“ Ledakan Besar menyatakan bahwa teori pemompaan adalah benar. Ia membentuk simetri dengan listriklemah sebagai gaya vektor.
Akibat pengaruh timbal-balik antara medan skalar dan gaya vektor ini,  zarah-zarah muncul dengan cepat dari kehampaan, pada usia alamrayaˉ³ detik. Lalu pada usia 10ˉ¹¹ detik terjadi pemecahan simetri. Listrik lemah pecah menjadi gaya nuklirlemah dan gaya electromagnet. Pada usia alamraya 10ˉ hingga 10ˉ detik, quark dan anti quark berhenti saling menghancurkan. Yang selamat bergabung dalam kelompok-tiga sebagai proton dan netron.
Pada usia 10ˉ (1/10.000) detik, terjadi penjeratan proton dan positron, yang terus mengubah netron menjadi proton dan sebaliknya. Karena untuk membuat netron memerlukan tenaga lebih besar dari membuat proton, maka prose situ menghasilkan  jumlah proton lima kali lebih banyak dari netron. Pada usia 1/100 detik, zarah-zarah bahan saling mempengaruhi dalam keseimbangan panas. Usia ini adalah yang dapat dicapai oleh percobaan mesin pemercepat zarah dewasa ini, sehingga kebenarannya dapat dipercaya.
Pada usia 1 detik, neutrino yang tadinya giat mempengaruhi zarah-zarah lain, mulai memisahkan diri dan pergi mengikuti jalannya sendiri. Hal ini terjadi karena suhu telah menurun hingga  sekitar 10 milyar derajat. Tenaga foton sudah terlalu kecil untuk dapat menghasilkan zarah-zarah dengan mudah. Pada usia 100 detik  suhu telah jatuh hingga 1 miliar derajat. Zarah-zarah bergerak lebih lambat, sehingga proton dan netron dapat tinggal berdekatan cukup lama untuk diikat oleh gaya nuklirkuat menjadi inti-inti atom helium. Saat itu alamraya tersusun dari 80% hydrogen dan 20% helium. Hasil penelitian para fisikawan ini merupakan bukti terkuat untuk teori Ledakan Besar.
Suhu terendah tersebut mengisyaratkan peristiwa penting lainnya dalam sejarah alamraya. Foton-foton yang perbandingan jumlahnya semiliar kali proton dan netron, tidak lagi dapat bergerak lurus terlalu jauh tanpa bertemu dengan electron. Elektron bebas sangat baik dalam menghamburkan atau membelokan arah foton. Akibatnya,setiap foton harus bergerak zigzag dalam menembus ruang. Hasilnya, alamraya kita menjadi kedap berkabut.
Karena foton mulai berangkat pada suhu ruang 3000, sementara alamraya telah mengembang seribu kali lebih luas, maka tingkat-tingkat tenaganya juga dikurangi oleh faktor itu. Hasilnya alamraya mulai digumpali bahan, dan hamparan ruangnya mulai dibentangi medan gravitasi yang ditimbulkan oleh massa bahan tampak. Itu terjadi pada batas tetapan –G  atau cermin CP, atau batas pembalikan ruang halus ke ruang kasar. Ketika cermin-CP dilanggar, membalikkan zarah halus dan zarah lembut  menjadi zarah wujud tampak (cermin-CP adalah pembalikan ruang, sebagai tetapan yang dirumuskan para fisikawan zarah dari hasil percobaan laboratorium). Kemudian, sekitar 5 milyar tahun yang silam, ketika usia alamraya kita sekitar 10 milyar tahun, lahirlah sebuah bintang kuning di sisi luar  pusaran spiral salahsatu galaksi, ia adalah Matahari. Lalu piringan bahan yang melorot dari permukaannya dan bergerak mengitari Matahari, bergumpalan pula membentuk bola-bola planet. Satu di antaranya yang bergerak pada orbit ketiga atau Bumi, kemudian memproses terjadinya beraneka ragam kehidupan, termasuk manusia.
Itulah evolusi yang membentuk terciptanya alamraya  ini, untuk lebih jelasnya dalam mengungkap kesalahan teori Darwin ini, kita harus melihat proses balik pembentukan benda-benda yang ada di Bumi ini.
Perubahan bentuk
Proses terbentuknya sebuah benda, katakanlah batu misalnya. Batas bentangan medan gravitasi atau dimensi ruang kasar adalah ketika pecahan batu menjadi tepung halus, ketika butiran tepungnya kita pecahkan lagi menjadi lebih kecil, butiran itu melanggar cermin-CP, sehingga menjadi kasat mata. Dan ketika dipecahkan terus-menerus menjadi lebih kecil dan lebih kecil lagi, akhirnya pecahan-pecahan batu itu, menempati dimensi ruang lembut, karena telah melewati batas peralihan ruang halus.
Pada dimensi ruang lembut, zarah-zarah pecahan batu tersebut menyesuaikan diri dengan ruangnya. Karena itu mereka bergerak dalam kecepatan cahaya. Tetapi karena kita ingin langsung menyusunnya kembali menjadi gumpalan batu seperti semula, maka zarah-zarah yang terbang serabutan itu kita punguti dan kita kumpulkan dalam bentuk gumpalan.
Seperti yang kita ketahui, proton dan netron berkumpul diikat oleh gaya nuklirkuat menjadi inti atom. Juga kita tahu, electron bergabung pada inti membentuk atom-atom karena diikat gaya electromagnet. Kita pun tahu penggabungan atom-atom menjadi milekul-molekul. Maka mulailah kita menyusun tingkat-tingkat gabungan itu. Tetapi ketika susunan itu membentuk benda, kita jadi heran. Karena hasilnya bukan batu yang kita pecahkan tadi (misalnya batu cadas), melainkan menjadi batu kali yang keras. Itu berarti ada yang salah ketika kita menggabung-gabungkankan atom-molekul tadi.
Maka para peneliti pun kembali ke awal kerja. Kali ini dengan perhitungan yang lebih teliti. Tetapi kembali seperti tadi, ketika telah jadi benda, gumpalan benda itu bukan batu cadas tetapi menjadi gumpalan tanah kering. Berkali-kali diulangi penyusunan itu, namun hasilnya selalu berbeda :kalau tidak terlalu keras, mungkin terlalu lembek, atau terlalu liat, terlalu keropos dan sebagainya. Atau bahkan kita jadi terpana, karena ketika gumpalan itu membentuk benda yang bergerak-gerak hidup.
Katakanlah Anda seorang jenius yang berotak cemerlang. Misalnya Anda dapat membuat makhluk-makhluk hidup. Maka Anda mulai merancangnya dengan membuat beberapa jenis makhluk dari tanah seperti kera, harimau, manusia. Dengan suatu cara, anda memasukan zat hidup pada makhluk buatan itu. Sesuai dengan bentuknya : mata untuk melihat, hidung untuk mencium, telinga untuk mendengar, tangan untuk memegang, dan kaki untuk berjalan.
Tetap jangan terkejut, ketika kera mengaum dan senang makan daging, singa bercuit-cuit dan senang makan nasi, atau singa senang makan nasi dan dapat bicara, serta banyak lagi prilaku yang tidak sewajarnya dilakukan oleh ketiga makhluk buatan itu menurut wujudnya. Mengapa demikian ?
Alasannya, Anda dalam merancang dan membentuk makhluk-makhluk itu tidak mengikuti proses evolusi mentalnya, tetapi hanya mengikuti evolusi fisik. Anda tidak mengetahui kadar rasa, penciuman, pendenganran, penglihatan dan apalagi dayafikir mereka. Karena Anda membuat fisik mereka dari  tanah yang sama. Jangan lupa, terjadinya aneka ragam jenis tetumbuhan, binatang, atau benda mati seperti batu, logam, dan sebagainya, setelah dalam wujud tampak, tetapi sewaktu mereka masih dalam wujud lembut karena pengaruh gaya nuklirlemah terhadap balok-balok bahan dasar pembangunnya.
Penelitian laboratorium pemercepat zarah membuktikan, sekalipun kelompok-tiga quark merupakan bahan dasar pembangun segala benda, namun tanpa terjadinya pengaruh kelompok-tiga lepton (satu di antaranya elektron; dua yang lainnya muon dan tau), maka hanya akan terjadi 1 jenis benda di alamraya ini. Kadar pencampuran quark dan lepton itulah yang menghasilkan anekaragam benda dan makhluk hidup.
Dengan kata lain pembentukan segala jenis benda berlangsung pada dimensi ruangwaktu lembut yang bersuhu sangat tinggi dalam bentuk riak-riak gelombang. Kemudian pada suhu yang telah cukup dingin  pada pusingan ruang 150.000 km/detik, terjadi pelanggaran terhadap cermin-CP, yang membalikkan wujud halus ke wujud kasar dalam bentuk sudah stabil, membentuk calon-calon  jenis benda atau spesies (batu,logam, ular, kera, manusia dst.). Evolusi di alam kasar, hanya berlangsung pada pertumbuhan dan perkembangan jenis benda dan spesies itu untuk kecacatan atau kelengkapan wujudnya.
Contoh, bila kita menanam biji jambu atau biji mangga, maka evolusi bibit jambu akan tumbuh dan berkembang menjadi pohon jambu. Tidak mungkin bibit jambu berevolusi menjadi pohon mangga, atau sebaliknya.. Yang mungkin berbeda dengan bibit yang ditanamnya adalah ukuran dan rasanya, akibat tingkat kesuburan dan jenis tanah tempat tumbuhnya.
Kajian perubahan bentuk ini dengan tegas menunjukkan bahwa penelitian evolusi benda dan segala makhluk hidup termasuk manusia, tidak dapat dilakukan melalui fosil-fosil (dalam hal perkembangan peradabas manusia, juga tidak dapat diselidiki melalui puing-puing bangunan atau produk teknologi). Fosil-fosil dan puing-puing teknologi tersebut mungkin benar dalam menentukan bentuk, jenis, corak dan usianya.
Tetapi dalam menentukan kebenaran evolusi keseluruhan, faktor-faktor lain pun harus diperhitungkan. Dalam mengungkap teori Darwin misalnya, segi mental dan potensi akalnya. Alasannya jelas, bahwa evolusi  berhubungan langsung dengan hukum penciptaan pasangan-pasangan (Hukum Alloh) yang menghasilkan dua kemungkinan akibat             : berkembang maju (lebih baik) atau mundur (lebih buruk).
Dengan kata lain, penelitian terhadap fosil-fosil (produk teknologi) alam dan puing-puing (produk teknologi buatan) seperti yang dilakukan para ilmuwan dan para naturalis selama ini adalah terhadap akibat hukum yang dianggap terus berkembang maju, dan tidak pernah memperhitungkan menurun mundur. Padahal keputusan hukum evolusi memiliki dua kemungkinan akibat. Adanya spesies-spesies yang punah atau peradaban-peradaban yang runtuh, akibat ketidak-mampuan mereka menyesuaikan diri (beradaptasi) terhadap hukum alam yang berlaku (gempa, banjir, dan sebagainya).
Kajian perubahan bentuk yang menyesuaikan ini juga menunjukkan bahwa, proses evolusi adalah hukum alam yang harus berlaku terhadap segala jenis makhluk yang mengisinya termasuk alamnya sendiri. Ini terjadi karena alam yang kita tinggali mempunyai waktu, dan evolusi hanya berlaku dalam waktu. Karena ada waktu, kita dapat memperhitungkan kejadian kemarin (masa lalu) dan dapat meramalkan kejadian hari esok (masa depan). Perhitungan dan ramalan itu didasarkan atas pengetahuan terhadap perubahan bentuk yang mengurut sinambung (gradasi) dan terjadi berulang-ulang.
Perubahan bentuk yang menyesuaikan terjadi karena pengaruh rasa terhadap bahan. Pada makhluk hidup itu berlaku melalui indra terhadap jasad. Indra-rasa-jasad adalah tiga kekuatan yang selalu saling mempengaruhi dalam tiga proses : diawali dari perencanaan (niat), pengaturan (kehendak rasa dan pertimbangan akal), dan pengawasan (hukum). Hasilnya adalah pelaksanaan (akibat sebagai bayangan cermin) dalam kesatuan khusus tiga dimensi (negative-nol-positif). Akibat ini sangat bergantung pada  tanggapan rasa dan akal terhadap hukum pengawasannya. Inilah hukum evolusi rumusan Paul Dirac melalui persamaan gelombang kenisbian x = 0 dengan fungsi delta (peralihan) tak terbatas.
Karena segala jenis spesies yang hadir di alam kasar atau alam wujud tampak merupakan akibat hukum atau produk jadi (teknologi) yang sudah stabil, maka evolusi yang berlangsung di alam wujud tampak adalah mandiri jenis spesies yang bersangkutan. Spesies yang terlahir sebagai kera, simpanse dan sebagainya akan memberikan keturunan jenisnya masing-masing.
Sementara para peneliti menemukan tiga atau empat jenis spesies yang mirip  dalam fosil-fosil kerangkanya, tetapi ada perbedaan kadar kerumitan campuran balok bahan pembangun dasarnya, yang selalu berlangsung dalam tiga tingkat jenis menurut dimensi alamnya. Jenis Homo adalah bayangan cermin dari jenis Australopithecus. Pada ukuran yang lebih besar yaitu jenis mamalia, jenis Homo adalah bayangan cermin dari jenis binatang melata. Binatang merangkak dan setengah berdiri, serta jenis Australopithecus. Dalam ukuran potensi akalnya sesuai dengan kelengkapan dirinya, jenis Homo 9 kali mamalia melata, 6 kali mamalia merangkak dan setengah berdiri (simpanse, gorilla), 3 kali Australophitecus. Jenis Homo inilah yang dikenal sebagai orang Neanderthal.
Kesimpulan
Evolusi adalah hukum yang harus berlaku pada alamraya dan segala isinya, karena alamraya yang kita tinggali memiliki watu. Waktu selalu memproses segala sesuatu yang terkurung di dalamnya, dari masa lalu ke masa depan, melalui perubahan bentuk yang menyesuaikan. Karena ada perubahan bentuk ang menyesuaikan, kita dapat menjejaki sejarah peristiwa-peristiwa ke masa lalu, dan dapat meramalkan kemungkinan-kemungkinan ke masa depan.
Dari uraian di atas kita bisa menyimpulkan bahwa, sampel-sampel yang dikumpulkan Darwin dan pendukungnya adalah produk jadi atau hasil teknologi. Sebagai contoh, bahwa sebuah kursi berkaki 4 (produk jadi) bukan evolusi dari kursi berkaki 1, ke kaki 2. ke kaki 3 dan berakhir di kaki 4. Juga tidak akan terjadi kursi berevolusi ke meja, ke lemari dan seterusnya, meskipun dibuat dari bahan yang sama. Yang pasti kursi atau benda apapun yang merupakan produk jadi akan berevolusi menuju rusak dalam wujud masing-masing. Dengan demikian, jika Darwin dan pendukungnya hidup lagi, mereka tidak akan mampu mempertahankan teorinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar